Liputan6.com, Jakarta: Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR RI pada Selasa (26/5) hening sejenak saat perwakilan klub Persipura Jayapura, yakni Ridwan 'Bento' Madubun memberikan penjelasan atas dampak SK pembekuan PSSI oleh Menpora bagi klubnya. Bento yang menjabat sebagai media officer menyayangkan laga Persipura vs Pahang FC harus batal akibat kasus visa yang dikenai tiga pemain calon lawan tim Mutiara Hitam tersebut.
"Kami tidak pakai uang pemerintah. Kami pakai uang yang kami dapat dari sponsor, yang didapat dari sana-sini. Bahkan ada yang memberikan kantong plastik kami kumpulkan untuk dijual. Kami sudah sampai di 16 besar, jadi perjalanan ini sudah terlalu jauh," kata Bento membuka pembicaraan, saat mendampingi Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena, dalam RDPU di Komisi X.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X, hadir Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan beserta sejumlah Exco dan staf, PT Liga Indonesia, hingga perwakilan klub ISL, Divisi Utama, dan Liga Nusantara.
"Tapi kenapa sampai di sini seolah-olah bangsa ini menolak kami untuk berjuang atas namanya. Kami sudah berusaha, kenapa tidak dari awal saja agar tidak dimainkan sama sekali," kata Bento lagi sambil berkaca-kaca. Adik kandung dari mendiang legenda Persipura, Ritham Madubun itu mengaku klubnya sudah menghabiskan banyak tenaga dan biaya untuk berjuang di Piala AFC.
"Ini bukan uang negara dan kalau pemerintah sudah tidak bisa memberikan uang jangan rugikan kami. Saya minta maaf kalau sedikit emosional. Tapi ini mewakili suara rakyat Papua dan suporter Persipura," tuturnya.
Lanjut ke halaman berikutnya...
2
Dia juga ikut memberikan informasi terkait demo yang terjadi di Kota Jayapura pada Selasa (27/5) pagi kemarin, yang telah membuat sedih seluruh manajemen klub.
"Ketua umum kami (Benhur Tomi Mano) yang juga walikota adalah seorang nasionalis. Tapi hari ini dalam demo kami tak bisa membendung gejolak pecinta Persipura. Mereka bilang AFC no, Pasific Yes, ISL no. Ancaman ini menyedihkan," tutur Bento yang duduk diapit oleh Bebena dan manajer Persebaya Surabaya, Gede Widiade.
"Apa yang membuat hal ini terjadi? SK Menpora Imam Nahrawi No. 01307. Saya tidak merekayasa karena ini yang mereka bawa saat konvoi. Kalau menteri menginginkan bangsa karut-marut, saya hormat. Beliau telah sukses," pungkasnya.
Advertisement