Liputan6.com, La Serena - Argentina memulai perjalanan pertama di ajang Copa America 2015 kontra Paraguay. Bisa disebut, ini menjadi pertandingan emosional bagi Gerardo Martino.
Martino menghabiskan waktu selama lima tahun menangani Paraguay. Sepanjang karier profesional, Paraguay menjadi tim terlama yang ditangani pelatih kelahiran 1962 itu. Tidak heran bila Martino menjadi sosok yang dihormati publik Paraguay.
Pelatih kelahiran Rosario, Argentina itu memang sempat mengadu nasib hingga Paraguay. Tepatnya pada 2006 hingga 2011. Dia menjadi aktor sukses Los Guaranies, julukan Paraguay melangkah ke putaran final Piala Dunia 2010.
Advertisement
Dan itu menjadi cerita masa lalu. Martino tidak ingin melakonlis menatap partai ini. Kini, eks pelatih Barcelona itu memimpin Argentina menghadapi bekas mantan timnya di Estadio La Portada de La Serena, Chile, Minggu 14 Juni 2015.
Bagi Martino, Copa America 2015 menjadi pembuktian pertama setelah kursi pelatih Tim Tango beralih dari tangan Alejandro Sabella yang mengantarkan Argentina melaju ke partai final Piala Dunia 2014 lalu.
"Sepakbola Paraguay selalu ditandai dengan permainan bola-bola udara," prediksi Martino soal pertandingan nanti seraya menegaskan, dia tahu dengan baik potensi Paraguay. "Kami harus menutupi kekuatan lawan."
Soal perubahan dari Alejandro Sabella ke tangannya, Martino menjelaskan, semua ada di tangan pemain karena mereka yang mampu melaksanakan ide-ide di lapangan.
"Kami hanya memperkuat keyakinan. Terlepas dari itu semua, kami memiliki pemain terbaik di dunia," ujar Martino.
Jelang pertandingan kontra Paraguay, Martino tidak ragu menggantungkan harapan pada Lionel Messi, bisa membantu meraih target yang dicanangkan. Sukses besar La Pulga di level klub membuat Martino percaya, pemain mungil itu berada dalam bentuk permainan terbaik. "Dia dalam bentuk superlatif sepanjang musim," kata Martino.
Partai Argentina vs Paraguay pun kental dengan aroma Tango. Pasalnya, pelatih Paraguay, Ramon Angel Diaz ternyata berkebangsaan Argentina.
Dia paham betul, konsentrasi tim kini harus tertuju pada sosok Lionel Messi. "Mustahil one-on-one dengan Messi. Dia terbaik," ujar Diaz dilansir dari situs Copa America. Menurut Diaz, dibutuhkan kolektivitas untuk meraih kemenangan kontra Argentina.
Bagi Diaz, menghadapi Argentina di fase awal justru bagus karena mereka mampu memberikan tim pelajaran. "Sehingga, kami tahu posisi di mana kami berada dan kami akan memberikan kejutan."
(Rjp/Ary)