Kemenpora Ingin Penjajakan Dahulu dengan PSSI

23 Juni 2015, Kemenpora Ingin Penjajakan Dahulu dengan PSSI

oleh Risa Kosasih diperbarui 19 Jun 2015, 21:32 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2015, 21:32 WIB
Menpora Imam Nahrawi Lakukan Pertemuan dengan 18 Klub ISL dan PT Liga Indonesia
Menpora Imam Nahrawi (kiri – hadap lensa) memimpin pertemuan dengan 18 klub PSSI dan PT Liga Indonesia di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (27/4/2015). Pertemuan berlangsung tertutup dan berakhir tanpa keputusan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
 
Liputan6.com, Jakarta - Kepala Komunikasi Publik Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga), Gatot S Dewa Broto memastikan, pertemuan Kemenpora dan PSSI akan digelar paling lambat 23 Juni. Namun, pertemuan itu hanya sebatas jalan pembuka. 
 
Maksudnya, kedua pihak bakal sering melakukan penjajakan untuk menyelesaikan masalah dalam sepak bola nasional. Gatot menolak berbica lebih lanjut soal agenda pertemuan yang direncanakan pekan depan.
 
"Kami belum bisa membocorkan apa yang bakal disampaikan, karena di internal kami juga masih finalisasi. Pokoknya hanya berkisar di dua hal itu," kata Gatot pada Jumat (19/6) di Graha Pemuda dan Olahraga.
 
Komisi X memberi tenggat kepada Menpora dan PSSI untuk menyelesaikan dua masalah penting, yakni terkait kompetisi yang terhenti mulai ISL sampai Liga Nusantara akibat SK No. 01307 tahun 2015 serta dampak sanksi FIFA pada tim nasional Indonesia.
 
"Mungkin pertemuan nanti hanya sekedar entry point. Secara teknis mungkin masih diperlukan pertemuan-pertemuan lebih lanjut. Yang terpenting adalah seperti istilah orang menikah, sah-nya harus dilewati dahulu," tutur staf Deputi V Kemenpora itu lagi.
 
Sejak SK Menpora dijatuhkan kepada PSSI, segala fungsi dan kegiataan sepak bola dilimpahkan kepada Tim Transisi. Namun, hingga kini tim yang diketuai mantan pejabat KPK Bibit Samad Rianto belum membuat langkah konkret untuk menghelat kompetisi yang berhenti.
 
"Kami tidak menyertakan itu (tim transisi) karena di dalam kesimpulan hanya menyebutkan Kemenpora. Saya tak ingin berandai-andai, yang jelas Pak Menteri datang tidak dalam amunisi kosong," pungkas Gatot.
 
(Ris/Ary/Rjp)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya