Liputan6.com, Jakarta - Pembalap muda Indonesia, Doni Tata Pradita turut mengomentari insiden di MotoGP Malaysia, akhir pekan lalu, yang melibatkan Valentino Rossi dan Marc Marquez. Doni Tata mencium aroma dendam dari Marquez.
Insiden itu terjadi di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada lap ketujuh. Keduanya terlibat aksi saling membalap yang membuat Rossi kesal karena dirinya merasa dihambat oleh Marquez ketika hendak mengejar rekan setim dan rivalnya, Jorge Lorenzo.
Tidak diberi jalan oleh Marquez, rider asal Italia itu pun naik pitam. Rossi pun 'membuang' Marquez dari race line yang mengakibatkan pembalap Honda itu terjatuh. Akibat ulah isengnya itu, Rossi dinyatakan bersalah oleh pengawas balapan dan dihukum mengawali balapan dari posisi terakhir di seri terakhir MotoGP yang berlangsung di Valencia, Spanyol, 8 November mendatang.
Baca Juga
Bagi Doni Tata, yang terakhir ikut balapan Moto2 tahun 2013, Rossi tidak bersalah. Sebab, Marquez memang terlihat menyimpan dendam sebelum MotoGP Malaysia digulirkan.
"Itu bukan kesalahan Rossi juga. Sebab, saya melihat langsung saat di Sepang. Ketika masih babak kualifikasi, Marquez seperti menyimpan dendam. Dia tidak mau berjalan di depan Rossi. Sepertinya yang dibicarakan Rossi benar kalau Marquez menyimpan dendam," kata Doni Tata saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (30/10/2015).
Advertisement
Baca Juga
- Memori Kelam 2006 Hantui Rossi Jelang MotoGP Valencia
- 6 Duel Sengit Rossi di Arena MotoGP
- Start di Posisi Buncit, Netizen Tetap Jagokan Rossi
"Marquez sangat dendam kepada Rossi setelah dijahili di Argentina dan Belanda. Waktu di Argentina, Marquez terjatuh setelah bersenggolan dengan Rossi. Dan di Assen, Belanda, motor Rossi dan Marquez bersenggolan. Hal itu menyebabkan Rossi keluar jalur dan menjadi juara di Assen," dia menambahkan.
Pria berusia 25 tahun tersebut menyebut Marquez tidak punya etika karena tidak mau memberi kesempatan kepada Rossi untuk mengejar Lorenzo yang masih berpeluang meraih gelar juara. Padahal Marquez sudah terpental dari perburuan gelar.
"Memang tidak ada peraturan memberi kesempatan kepada rider yang masih berpeluang untuk melaju lebih dahulu. Tapi, seharusnya Marquez menyadari hal itu," pungkas pembalap asal Sleman ini. (Def/Tho)