Liputan6.com, 2015 menjadi tahun yang berat bagi sepak bola nasional. Pemerintah melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga membekukan PSSI yang berujung pada sanksi FIFA. Akibatnya, kompetisi menjadi mati suri.
Periode April hingga Juni menjadi fase paling berat karena PSSI dibekukan pemerintah hingga dijatuhkan sanksi FIFA pada Mei.
Baca Juga
- Belum Tentukan Pilihan, Mourinho Menepi ke Brasil
- Kilas Balik Sepak Bola Nasional 2015: Tahun Penuh Konflik
- Wenger: Arsenal Tidak Butuh Tambahan Penyerang
Awal November lalu, FIFA mengirim wakilnya ke Indonesia. Tapi pertemuan tersebut tidak optimal karena pemerintah belum mencabut status non-aktif PSSI.Â
Advertisement
Guna mengisi kekosongan kompetisi, promotor Mahaka menggelar turnamen Piala Presiden dan Piala Jendral Sudirman (PJS). Piala Presiden mengeluarkan Persib Bandung sebagai juara. Sedangkan, PJS hingga kini masih berlangsung dan sudah memasuki babak semifinal.
Jelang tutup tahun 2015, Liputan6.com membuat kronologis kisruh sepak bola di tanah air yang dimulai pada April 2015. Berikut daftar peristiwa besarta tanggalnya
Kronologi Kisruh Sepak Bola Nasional 2015
1 April 2015: BOPI merestui Kick off ISL pada 4 April 2015, namun hanya dengan 16 tim, tanpa Arema Cronus dan Persebaya Surabaya.
3 April 2015: FIFA restui ISL jalan dengan 18 klub.
4 April 2015: Kick Off ISL. Dua tim Arema Cronus dan Persebaya United masih ambil bagian di kompetisi ini.
10 April 2015: Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) melalui Menpora melarang dua klub Arema dan Persebaya tampil di ISL karena dualisme kepemilikan.
15,16,17 April 2015: Menpora Imam Nahrawi mengirim surat teguran pertama, kedua, dan ketiga kepada PSSI.
18 April 2015: Menpora membekukan PSSI setelah surat teguran tidak diindahkan oleh PSSI. Di hari yang sama, PSSI menggelar Kongres Luar Biasa yang menghasilkan La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum.
20 April 2015: Menpora melayangkan surat pada Kepolisian untuk tidak memberikan izin penyelenggaraan sepakbola di Indonesia.
22 April 2015: PSSI mengajukan gugatan kepada PTUN
2 Mei: PSSI menggentikan seluruh kompetisi sepak bola nasional, termasuk ISL
6 Mei: Presiden memanggil Menpora untuk menjelaskan duduk perkaran kisruh PSSI
8 Mei: Menpora membentuk Tim Transisi beranggotakan 17 nama. Tim tersebut memiliki wewenang untuk menggantikan tugas dan wewenang PSSI
25 Mei: PTUN mengeluarkan putusan sela dan mengabulkan permohonan PSSI
30 Mei: Badan Sepakbola Dunia, FIFA menjatuhkan sanksi untuk PSSI karena intervensi pemerintah
2 Juni 2015: Timnas U-23 mengawali kiprah di babak grup SEA Games 2015 melawan Myanmar. Tim asuhan Aji Santoso tersebut menuai kekalahan dengan skor 2-4.
8 Juni 2015: Presiden memerintahkan Menpora menggelar turnamen sepakbola bertajuk Piala Presiden 2015.
10 Juni 2015: Menpora menggelar rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR-RI
13 Juni 2015: Timnas U-23 Indonesia tersingkir dari SEA Games setelah dikalahkan Thailand di babak semifinal.
4 Juli 2015: Menpora meresmikan turnamen bertajuk Piala Kemerdekaan.
14 Juli 2015: PTUN memenangkan gugatan PSSI terhadap Menpora. Menpora melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga banding atas keputusan tersebut.
7 Agustus 2015: Kemenpora meminta Kepolisian tidak mengizinkan ISL. Pasalnya, keputusan PTUN belum berkekuatan hukum tetap karena Menpora masih banding.
30 Agustus 2015: Piala Presiden 2015 bergulir
18 Oktober 2015: Final Piala Presiden berlangsung di Jakarta mempertemukan Persib Bandung vs Sriwijaya FC pertama kali, suporter Persib bertandang ke Jakarta. Persib menang 2-0 di SUGBK.
1 November 2015: Pemerintah Indonesia menerima kunjungan delegasi FIFA. Tiga delegasi FIFA itu adalah: Kohzo Tashima (Exco FIFA), HRH Prince Abdullah (Exco FIFA) bersama Mariano Araneta (Exco AFC) yang berasal dari Filipina.
10 November 2015: Mahaka selaku promotor Piala Presiden 2015 menggelar turnamen Piala Jendral Sudirman 2015 dengan hadiah Rp2,5 miliar.
Advertisement