Menanti Terobosan PT Liga Usai ISL 2016 Ditolak BOPI

PT Liga Indonesia akan mengumpulkan klub-klub ISL, Sabtu (15/1/2016).

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 15 Jan 2016, 16:10 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2016, 16:10 WIB
Gerak Cepat delegasi FIFA-AFC di Jakarta
CEO PT LIga Indonesia Djoko Driyono saat memberi keterangan pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa(3/11/2015). (Bola.com / Nicklas Hanoatubun)

Liputan6.com, Jakarta - PT Liga Indonesia menyiapkan terobosan terbaru setelah rencana menggulirkan Liga Super Indonesia (ISL) 2016 ditolak Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Rencana itu ditolak karena PT Liga Indonesia tidak mau mengirim surat permohonan rekomendasi kepada Tim Transisi.

CEO PT Liga Indonesia, Djoko Driyono menjelaskan, dirinya tidak mengetahui apa yang menjadi permasalahan BOPI menolak surat permohonan rekomentasi ISL 2016.

Baca Juga

  • 5 Rekor Ronaldo yang Sulit Dipecahkan Dalam Waktu Dekat
  • Ironis, Pedrosa Masuk Daftar Penunggak Pajak di Spanyol
  • Ucapan Simpati MU dan Klub Eropa atas Ledakan Bom Sarinah

"ISL itu milik PSSI, bukan PT Liga Indonesia. Ketika ISL ditolak BOPI, yang jadi masalahnya itu nama kompetisinya, atau hal lain?" kata Djoko.

Dia melanjutkan, PT Liga Indonesia masih berhubungan baik dengan BOPI. Bahkan, Djoko mengaku dirinya hampir setiap hari berhubungan dengan BOPI dan pihak Kemenpora.

"Saya paham maksud mereka, tapi saya tidak mengerti cara yang dilakukan mereka. Secara pribadi, saya tidak bermusuhan dengan mereka. Sebab, setiap dipertemuan dengan BOPI, saya selalu bercanda dengan Nur Aman (Ketua BOPI)," ucapnya.

Pria berkacamata itu pun langsung memanggil semua pemegang saham, dalam hal ini semua pemilik klub di sebuah hotel ternama di Jakarta, Sabtu (16/1/2016). Akan ada terobosan baru yang dikeluarkan PT Liga Indonesia untuk menyikapi masalah ini.

"Apa itu terobosannya? Nanti saya akan bahas dalam rapat tersebut," kata mantan sekretaris jenderal PSSI tersebut. Rencananya, PT Liga akan mengumpulkan klub-klub Liga Super Indonesia (ISL), Sabtu (16/1).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya