Liputan6.com, Reykjavik - Islandia memang sudah mengakhiri petualangan mereka di Piala Eropa 2016. Meski begitu, banyak pihak yang terkagum dengan semangat juang mereka. Itu sebabnya skuat Islandia tetap disambut layaknya pahlawan yang pulang dari medan perang.
Awalnya, tak ada yang menduga Islandia akan tampil di putaran final Piala Eropa 2016. Itu karena mereka sama sekali tak memiliki pengalaman tampil dalam laga putaran final sebuah turnamen.
Baca Juga
Hebatnya, tim yang berjuluk Our Boys itu mampu menepis semua keraguan. Negara dengan populasi sebesar 330 ribu jiwa dan seluas 102.775 km2 itu pun mulai merajut mimpinya sejak kualifikasi.
Advertisement
Di Grup A kualifikasi, Islandia harus bersaing dengan Republik Ceko, Turki, Belanda, Kazakhstan, dan Latvia. Hebatnya, Islandia tetap mampu mengamankan tiket ke putaran final dengan status runner up. Dari 10 laga, mereka merangkai enam kemenangan dan dua hasil imbang.
Berkat sukses itu, Islandia berhak mengecap debutnya sebagai kontestan Piala Eropa. Bahkan, dua dari enam kemenangan mereka pun didapat dari tim sekaliber Belanda. Secara tidak langsung Islandia yang menyebabkan Belanda gagal tampil di Piala Eropa 2016.
Islandia melanjutkan kegemilangan mereka di putaran final saat harus bersaing di Grup F bersama Hungaria, Portugal, dan Austria. Meski hanya bisa bermain 1-1 kontra Portugal dan 1-1 kontra Hungaria, Islandia bisa lolos lewat kemenangan 2-1 atas Austria di laga pamungkas Grup F.
Kejutan terbesar mereka pun terjadi di perempat final. Saat itu, mereka harus bertemu tim sekaliber Inggris. Di luar dugaan, kemenangan 2-1 sukses diamankan Islandia setelah gol penalti Wayne Rooney pada menit keempat dibalas dengan gol Ragnar Sigurdsson (6) dan Kolbeinn Sigthorsson (18).
Akhir Kejutan
Sayang, kisah indah mereka terhenti kala bertemu tuan rumah Prancis di Stade de France, Senin (4/7/2016) dinihari WIB. Islandia dipaksa angkat koper setelah gol Olivier Giroud di menit 12, 59, Paul Pogba (19), Dimitri Payet (42), dan Antoine Griezmann (45) hanya dibalas Sigthorsson (56) dan Birkir Bjarnason (84).
Meski gagal melanjutkan kejutannya, Islandia tetap pulang dengan kepala tegak. Bahkan, ketika pulang ke negara mereka, tepatnya di Reykjavik, rakyat Islandia menyambut Sigthorsson dan kawan-kawan layaknya pahlawan yang baru pulang dari medan perang.
Seluruh skuat Islandia diarak dengan menggunakan bus atap terbuka. Total, 30 ribu suporter menyambut kepulangan mereka. Sambil diarak, para pemain juga ikut menyanyikan Viking chant. Sigthorsson yang mencetak gol ke gawang Prancis pun senang dengan sambutan itu.
"Ini adalah mimpi yang terwujud bisa mendapatkan dukungan seperti itu. Kami menjalani petualangan yang indah. Itu mimpi yang menjadi kenyataan. Kami bangga bisa membawa keceriaan kepada negara kami," kata Sigthorsson seperti dikutip The Sun.
PM Islandia, Sigurdur Ingi Johansson, juga bangga dengan perjuangan skuat Islandia. Menurutnya, pencapaian yang dilakukan Islandia menjadi bukti bahwa negeri dongeng masih ada. "Apa yang Anda lakukan di lapangan telah mempersatukan orang-orang Islandia," ujarnya.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini...
Advertisement