5 Jebolan La Masia yang Disia-siakan Barcelona

Akademi pemain muda Barcelona ini telah dipuji sejak 2002 sebagai salah satu sekolah sepak bola terbaik di dunia.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 05 Nov 2016, 20:21 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2016, 20:21 WIB
20161102-Liga-Champions-Manchester-City-Barcelona-Reuters
Akademi pemain muda Barcelona ini telah dipuji sejak 2002 sebagai salah satu sekolah sepak bola terbaik di dunia.

Liputan6.com, Barcelona - La Masia atau dalam Bahasa Indonesia 'Rumah Pertanian' merupakan akademi sepak bola milik Barcelona. Sekolah sepak bola ini terletak di Camp Nou Stadium, markas kebanggaan Los Blaugrana (sebutan Barcelona).

Akademi pemain muda Barcelona ini telah dipuji sejak 2002 sebagai salah satu sekolah sepak bola terbaik di dunia. La Masia merupakan salah satu faktor penting Barcelona meraih kesuksesan di pentas sepak bola Eropa.

Buktinya, pada 2010, tiga jebolan La Masia, yakni Andres Iniesta, Xavi Hernandez, dan Lionel Messi menjadi tiga finalis peraih Ballon d'Or. Itu menjadikan La Masia sebagai akademi pertama yang sukses di ajang Ballon d'Or.

Namun demikian, ada banyak jebolan La Masia yang tidak dimanfaatkan Los Blaugrana. Mereka malah sukses di tim lain. Siapa saja mereka? Simak di halaman selanjutnya.

Mauro Icardi

Striker Inter Milan Mauro Icardi (inter.it)
Mauro Icardi. (inter.it)

Striker kelahiran Argentina, Mauro Icardi sempat mendapat ilmu dari akademi La Masia selama tiga tahun, yakni pada 2008 hingga 2011. Ketika itu, usia Icardi masih 16 tahun.

Tiga tahun di La Masia, Icardi memilih untuk bergabung dengan Sampdoria U-19. Bagi Icardi, meninggalkan La Masia bukanlah sebuah bencana. Dia tidak pernah menyesal meninggalkan akademi milik Barcelona itu.

Setahun kemudian, pria yang saat ini berusia 23 tahun itu berhasil masuk tim utama Sampdoria. Dia berhasil mencetak 11 gol dari 33 pertandingan Serie A musim 2012/13.

Ketajaman Icardi membuat Inter Milan merekrutnya pada April 2013. Hingga saat ini, Icardi dianggap sebagai pemain paling menonjol di Serie A. Empat musim bersama Inter, dia sudah mencetak 61 gol dari 120 penampilan di semua kompetisi.

Tidak hanya itu saja, suami dari Wanda Nara itu sudah terpilih sebagai kapten Inter Milan. Dia menjabat sebagai pemimpin Nerazzurri sejak musim lalu.

Pepe Reina

Pepe Reina (© AFP 2009)
Pepe Reina. (AFP)

Pepe Reina lahir di Madrid pada 31 Agustus 1982. Meski lahir di Madrid, dia lebih memilih belajar ilmu sepak bola di La Masia. Reina berada di La Masia sejak 1988 hingga 1999.

Kiper berpostur 188 cm tersebut sukses masuk Barcelona B pada 1999. Setahun kemudian, dia melakukan debutnya bersama tim utama Los Blaugrana. Sayangnya, Reina hanya bertahan dua tahun di tim utama Barcelona.

Pria yang saat ini berusia 34 tahun itu kalah bersaing dari rekan seperjuangannya di La Masia, Victor Valdes yang saat ini memperkuat Middlesbrough. Valdes promosi ke tim utama setelah dipantau secara khusus oleh pelatih Barcelona saat itu, Louis van Gaal.

Tersingkir dari Barcelona tidak membuat karier Reina meredup. Selepas angkat kaki dari Camp Nou, dia memperkuat beberapa klub top Eropa, yakni Villarreal, Liverpool, Bayern Muenchen, dan timnya yang sekarang, Napoli.

Cesc Fabregas

cesc fabregas
Cesc Fabregas. (AFP/Anthony Devlin)

Gelandang Timnas Spanyol, Cesc Fabregas memulai dunia sepak bola dari akademi La Masia pada 1997. Enam tahun berselang, bakat Fabregas dicium klub asal London, Arsenal.

Saat usianya masih 16 tahun, dia sudah bermain untuk Arsenal di ajang Liga Premier Inggris. Fabregas bersama Arsenal pada 2003 hingga 2011. Bersama Meriam London, dia membuat 57 gol dari 303 penampilan di semua kompetisi.

Hengkang dari Meriam London, Fabregas mewujudkan impiannya untuk memperkuat tim utama Barcelona. Sayang, dia hanya bertahan selama tiga musim di Camp Nou. Fabregas kalah bersaing dari para gelandang Barcelona, seperti Andres Iniesta, Xavi Hernandez, hingga Sergio Busquets.

Pada 2014, dia kembali ke London, tapi bukan ke Arsenal, melainkan Chelsea. Pada musim pertamanya bersama Chelsea, dia berhasil meraih gelar Liga Premier Inggris.

Hector Bellerin

hector bellerin
Bek kanan Arsenal asal Spanyol, Hector Bellerin. (AFP/Franck Fife)

Pemain tercepat Arsenal, Hector Bellerin pernah mengeyam ilmu sepak bola di La Masia pada 2003. Dia berada di akademi Barcelona itu selama delapan tahun.

Namun sayang, bakat Bellerin tidak dicium Barcelona. Pria yang bermain sebagai bek kanan ini bergabung dengan Arsenal pada 2011. Dua tahun berselang, bek berusia 21 tahun itu berhasil menembus tim utama Meriam London.

Empat musim bersama Meriam London, Bellerin menjadi pemain pilar Arsenal. Tercatat, dia sudah membuat 82 penampilan untuk Meriam London. Bellerin juga sudah meraih gelar Piala FA 2014/15 untuk Arsenal.

Thiago Motta

Thiago Motta enggan remehkan chelsea
Thiago Motta. (istimewa)

Gelandang naturalisasi Timnas Italia, Thiago Motta menjadi pemain jebolan La Masia selanjutnya yang tidak dimanfaatkan Barcelona. Dia masuk La Masia pada 2009. Motta sempat bermain untuk tim utama Barcelona pada 2001 hingga 2007. Sayangnya, Motta hanya bermain sebagai pemain cadangan.

Tak betah hanya menjadi pemain cadangan, Motta memutuskan untuk meninggalkan Camp Nou. Pria yang saat ini berusia 31 tahun itu meraih karier gemilangnya pada 2010. Dia berhasil meraih tiga gelar, yakni Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions bersama Inter Milan.

Saat ini, Motta bermain di Liga Prancis bersama Paris Saint-Germain. Sejak 2011, dia sudah membuat 163 penampilan dan mencetak 10 gol untuk PSG. Dia sudah meraih empat gelar Liga Prancis bersama tim yang bermarkas di Kota Paris tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya