Ambisi Lorenzo di Seri Terakhir Bersama Yamaha

Dari 17 balapan di musim ini, hanya tiga kali Lorenzo merebut podium juara.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 09 Nov 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 09:45 WIB
Jorge Lorenzo
Pembalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo. (AP Photo/Rob Griffith)

Liputan6.com, Valencia - MotoGP Valencia 2016 akan menjadi seri terakhir Jorge Lorenzo bersama tim Movistar Yamaha. Mulai 2017, pembalap berjuluk X-Fuera itu akan mengenakan seragam balap Ducati. Kepindahannya ke Ducati sudah diumumkan sejak April 2016.

Tentu saja, MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tomo pada 13 November nanti akan menjadi momen yang emosional bagi Lorenzo. Terlepas dari berbagai masalah yang muncul belakangan ini, pembalap asal Spanyol itu sudah melewati berbagai momen bersama Yamaha.

Kolaborasi keduanya dimulai sejak Lorenzo naik kelas ke MotoGP pada 2008. Bersama Yamaha pula pembalap 29 tahun itu sudah menikmati tiga gelar juara, yakni musim 2010, 2012, dan 2015. Rincian rapornya bersama Yamaha adalah 43 menang, 106 podium, 38 pole position, dan 27 fastest lap dari 155 balapan.

"Saya telah menghabiskan hampir sembilan tahun di tim yang telah memberikan saya banyak hal. Tentu akan sangat emosional. Itu sebabnya saya termotivasi penuh untuk berlatih sekeras mungkin. Untuk seri terakhir, jika memungkinkan saya ingin menang," kata Lorenzo seperti dilansir Autosport.

Lorenzo harus melewati begitu banyak momen sulit di musim ini. Usai melakukan start bagus pada enam balapan awal, kesialan mulai sering menimpa Lorenzo sejak MotoGP Catalan. Sejak itu pula ia tak pernah lagi merebut podium juara.

Cuaca tak Mendukung

Di MotoGP 2016, para pembalap lebih sering melakoni balapan dalam kondisi lintasan basah. (AP Photo/Vincent Thian)

Bahkan, hanya empat kali Lorenzo bisa naik podium. Hasil buruk itu tidak lepas dari balapan dengan kondisi sirkuit yang tak sepenuhnya kering. Itu mengapa Lorenzo kerap melaju dengan kecepatan buruk di beberapa seri.

"Awal kami sangat baik, kami memulai dengan cara terbaik. Semua hampir sempurna hingga Barcelona. Segala sesuatu yang tdak baik berawal dari Barcelona, terutama dengan kondisi dingin, hujan, dan khususnya saya tidak merasa baik dengan ban depa," pungkas Lorenzo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya