Liputan6.com, Jakarta- Timnas Indonesia berhasil melaju ke final Piala AFF 2016. Pasukan Alfred Riedl bakal berjumpa dengan Thailand di partai puncak yang digelar dua leg pada pertengahan Desember.
Lolosnya Skuat Garuda ke final cukup mengejutkan. Sebelum turnamen dua tahunan ini digelar Indonesia tidak diunggulkan. Bahkan banyak yang memperkirakan Indonesia takkan bisa lolos dari fase grup.
Baca Juga
Pasalnya Indonesia tergabung di Grup A bersama juara bertahan Thailand, Singapura dan tuan rumah Filipina. Persiapan Boaz Solossa cs untuk berlaga di Piala AFF 2016 juga tidak terlalu maksimal.
Indonesia baru terbebas dari sanksi FIFA selama setahun. Selain itu Riedl juga tidak bisa membawa pemain-pemain terbaik. Setiap klub hanya menyerahkan maksimal dua pemain untuk dipakai Riedl di Piala AFF 2016.
Partai pertama dilalui dengan buruk. Indonesia dipermak Thailand 2-4. Laga kedua, juga mengecewakan karena cuma bermain imbang 2-2 dengan Filipina. Baru di laga pamungkas Grup A Indonesia meraih kemenangan 2-1 secara dramatis atas Singapura.
Kemenangan atas Singapura menjadi momentum kebangkitan pasukan Riedl. Di babak semifinal, Indonesia sukses menyingkirkan kandidat juara Vietnam.
Skuat Garuda menghadiahi Vietnam kekalahan pertama di Piala AFF 2016 pada leg pertama dengan skor 2-1. Indonesia dipastikan lolos ke final usai bermain imbang 2-2 lewat perpanjangan waktu.
Ini menjadi final kelima Indonesia. Dari empat penampilan di final sebelumnya, Indonesia tak pernah bisa menang. Indonesia hanya menjadi runner-up di tahun 2000, 2002, 2004 dan 2010. Thailand pun jauh lebih diunggulkan di final Piala AFF 2016.
Meski menjadi underdog, bukan berarti peluang Indonesia mengukir sejarah juara untuk pertama kalinya tertutup rapat. Sudah sering terjadi di sepak bola dunia, tim yang tidak diunggulkan membuat kejutan dengan menjadi juara dan mendepak tim unggulan.
Kisah ketiga tim berikut mungkin bisa jadi inspirasi bagi timnas Indonesia untuk menjungkalkan Thailand di final:
1. Yunani 2004
1. Yunani 2004
Yunani tidak termasuk salah satu tim yang diunggulkan menjadi juara Piala Eropa 2004. Materi pemain tim asuhan Otto Rehagel biasa-biasa saja. Mereka tidak punya pemain bintang.
Mereka diprediksi bakal tersingkir di fase grup karena harus bersaing dengan tuan rumah Portugal dan tim kuat Spanyol serta Rusia. Namun di luar dugaan, Yunani berhasil mendepak Spanyol dan Rusia. Mereka finis sebagai runner-up grup. Yuani juga mampu mengalahkan Portugal, yang akhirnya jadi juara Grup A.
Memasuki perempat final, kisah dongeng Yunani terus berlanjut. Mereka mendepak Prancis yang diperkuat pemain bertabur bintang. Kemudian di semifinal, Yunani menyingkirkan Republik Ceko lewat perpanjangan waktu.
Di final, Yunani bersua Portugal. Walau sukes melaju ke final, Yunani lagi-lagi tidak diunggulkan di partai puncak. Permainan mereka hingga final tidak menghibur dan cuma mengandalkan pertahanan berlapis.
Akan tetapi prediksi banyak pihak mampu dijungkalkan oleh Yunani. Gol tunggal Angelos Charisteas membuat Portugal berduka. Yunani secara mengejutkan juara Piala Eropa 2004.
Advertisement
2. Leicester City 2015-2016
2. Leicester City 2015-2016
Siapa yang menyangka Leicester City bakal jadi juara Liga Inggris 2015-2016. Di awal musim, Leicester hanya ditempatkan sejumlah rumah judi sebagai kandidat degradasi. Pasalnya pada musim sebelumnya, Leicester nyaris terdepak ke Championship.
Tangan dingin Clauido Ranieri dengan dukungan pemilik klub asal Thailand, Leiester sukses meruntuhkan prediksi banyak kalangan dan menguncang dunia.
Leicester sukses mengungguli klub-klub kaya macam Manchester United, Chelsea, Manchester City hingga Arsenal. The Foxes mengoleksi 81 angka di akhir musim. Mereka cuma kalah tiga kali.
Mereka juga sukses mengorbitkan banyak pemain macam Riyad Mahrez, Jamie Vardy, Danny Drinkwater hingga Ngolo Kante.
3. Portugal 2016
3. Portugal 2016
Sukses Yunani, diikuti Portugal di Piala Eropa 2016. Meski punya Cristiano Ronaldo, penampilan Portugal sangat tidak meyakinkan selama ajang empat tahunan itu digelar.
Dari tiga laga di fase grup, Portugal tidak pernah menang. Mereka tiga kali imbang. Portugal lolos ke 16 besar hanya dengan status salah satu peringkat tiga terbaik.
Praktis hingga babak perempat final, Portugal tidak pernah menang selama 90 menit. Di babak 16 besar, Portugal menekuk Kroasia 1-0 lewat ekstra time. Kemudian pada perempat final, Portugal menang dua penalti atas Polandia. Kemenangan perdana Portugal baru terjadi di semifinal. Mereka menekuk Wales 2-0.
Pada laga puncak, Portugal bertemu tuan rumah Prancis. Permainan apik Les Bleus membuat mereka diunggulkan bisa mengalahkan Portugal di final.
Saat final berlangsung, Prancis masih jauh lebih diunggulkan terutama karena Portugal kehilangan Ronaldo di menit 25 akibat cedera.
Namun Dewi Fortuna nampak sedang berpihak pada Portugal. Mereka bisa mengalahkan Prancis 1-0 berkat gol Eder di babak perpanjangan waktu.
Advertisement