Kiper Seksi Minta Persamaan Gaji di Timnas AS

Kiper Timnas wanita Amerika Serikat (AS), Hope Solo sedang membela nasib rekan-rekan seperjuangannya.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 23 Des 2016, 12:40 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 12:40 WIB
Melihat Aksi Kiper Hope Solo di Piala Dunia Wanita 2015
Kiper Timnas wanita Amerika Serikat (AS), Hope Solo sedang membela nasib rekan-rekan seperjuangannya.

Liputan6.com, Washington - Kiper Timnas wanita Amerika Serikat (AS), Hope Solo sedang membela nasib rekan-rekan seperjuangannya. Dia meminta Federasi Sepak Bola AS (USSF) menyamakan upah kerja antara pemain timnas pria dengan wanita.

Pada April 2016, Hope Solo mengatakan kalau pemain timnas wanita hanya mendapat upah sebesar 40 persen dari yang didapat pemain pria. Bagi Hope Solo hal ini tidak adil karena Timnas AS wanita sudah menghasilkan banyak uang untuk Federasi Sepak Bola AS.



Tim sepakbola wanita AS sudah meraih juara dunia tiga kali dan empat medali emas Olimpiade. Mereka sudah menghasilkan setidaknya 16 juta US Dollar untuk federasi tersebut tahun 2015. Sementara menurut Hope Solo, timnas pria hanya memberikan kerugian untuk USSF.

Sejak protes masalah gaji, USSF tidak mengizinkan kiper berusia 35 tahun itu masuk Timnas AS selama enam bulan ke depan. Dia baru boleh membela negaranya mulai 1 Januari 2017.

Hope Solo

"Mari kita jujur, ini bukan keputusan saya untuk kembali ke tim nasional. Itu urusan pelatih Jill Ellis. Saya merasa terhormat bisa mewakili AS. Saya ingin melakukannya lagi di tingkat yang sama," ucap Hope Solo, dikutip dari The Associated Press.

"Tapi, saya percaya perjuangan kita untuk kesataraan jauh lebih besar daripada berada di timnas lagi," ujar wanita kelahiran Washington tersebut.

Mogok Main

Saat ini, pihak USSF sedang bernegosiasi dengan para pemain wanita. Namun bila tidak ada kesepakatan, pemain wanita bakal mogok bermain pada awal tahun depan.

"Saya pikir bakal ada banyak pemain yang siap pergi (meninggalkan Timnas). Mungkin ada aksi mogok, pada saat itu Anda USSF bakal kehilangan pekerjaan," ucapmya.

"Saya dibekukan karena mereka mengatkan kata 'pengecut' kepada saya. Namun dalam kenyataannya, mereka hanya menyingkirkan musuh yang berjuang untuk menyamakan upah," ujar Hopo Solo mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya