Liputan6.com, Palembang - Manajemen Sriwijaya FC membocorkan sedikit rencana evaluasi dalam tubuh tim yang berjuluk Laskar Wong Kito itu. Meskipun mereka belum bisa menjuarai kompetisi Torabika Soccer Championship 2016, namun Siwijaya merupakan tim yang paling subur soal produktifitas gol. Bersama Pusamania Borneo FC, kedua tim sukses mengoleksi 62 gol dalam semusim.
Baca Juga
Kegarangan Sriwijaya FC dipertegas Alberto Goncalves, torehan 25 gol menjadikan bomber Laskar Wong Kito menyabet gelar top skorer. Atas pertimbangan itulah manajemen tidak akan
merombak banyak tim terutama lini depan yang dihuni Beto Goncalves, Hilton Moreira, Airlangga Sucipto, Risky Dwi Rhamadana dan Mariando Djonak.
"Lini depan memang menjadi catatan penting manajemen juga sangat apresiasi, tidak mungkin kita akan merombak habis kerangka tim ini. Namun harus tetap di evaluasi," ujar Manajer SFC H Nasrun Umar.
Meski menjadi tim yang paling produktif, tapi Sriwijaya hanya mampu finish di urutan keempat papan klasmen dibawah Persipura, Arema dan Madura United."Walau tidak juara bukan berarti kinerja tim buruk, karena banyak faktor, baik teknik dan non teknis yang menyebabkan tim kehilangan poin di laga penting. Namun hal ini menjadi pembelajaran kita di musim yang akan datang," ucapnya.
Produktifitas Sriwijaya dinilai jomplang dengan jumlah kebobolan 39 kali. Namun sang manajer menolak menyalahkan lini belakang tim yang dinilai sebagian pihak rapuh. "Seperti yang saya bilang tadi banyak faktor yang mempengaruhi, bukan berarti kinerja anak-anak buruk. Sama sekali tidak."
"Dua penggawa andalan kita di sektor belakang Teja (kipper) dan Fachrudin (defender) dipanggil timnas, jelas hal itu berpengaruh. Tapi kami tidak ingin menyalahkan pihak manapun justru hal ini menjadi pelajaran kita dalam evaluasi tim," ucapnya.
Advertisement
(Indra Pratesta)