Liputan6.com, Jakarta - Harga tak selalu berbanding dengan kualitas. Kelima eks pemain sepak bola di bawah ini jadi buktinya.
Meski dibeli dengan harga murah, mereka tetap mampu menunjukan kualitasnya dan bahkan menjadi legenda di klub yang mereka bela.
Baca Juga
Di antara para legenda tersebut, ada legenda yang bahkan diboyong secara gratis. Raul Gonzalez dan Andrea Pirlo adalah contohnya.
Real Madrid memboyong Raul dari Atletico pada 1992 dengan status bebas transfer. Pun begitu dengan Andrea Pirlo yang didaratkan Juventus dari AC Milan.
Namun, label 'pemain gratisan' itu tak menghalangi mereka untuk berkontribusi banyak bagi tim. Seperti dilansir BBC, berikut lima pemain murah yang telah mengubah sejarah sepak bola.
Advertisement
1. Eric Cantona
Tidak ada yang meragukan status Eric Cantona sebagai salah satu legenda Manchester United. Julukan The King yang diterimanya menjadi salah satu bukti, betapa hebatnya Cantona saat berkostum Setan Merah.
Namun, di balik status tersebut, MU ternyata hanya mengeluarkan uang 1,2 juta pound sterling untuk memboyong Cantona dari Leeds United. Ya, MU memboyong Cantona dari Leeds pada musim 1992/93.
Keputusan Setan Merah memboyong Cantona pun terbukti tepat. Meski kerap berulah, Cantona menjelma menjadi idola suporter MU hingga kini.
Selama lima musim bermain bagi MU, Cantona tampil 143 kali dan membukukan 64Â gol. Empat trofi Liga Inggris beserta dua trofi Piala FA, dan tiga trofi Community Shield pun berhasil dipersembahkan pria yang kini berusia 50 tahun tersebut.
Advertisement
2. Riyad Mahrez
Riyad Mahrez menjadi salah satu tulang punggung keberhasilan Leicester City menjuarai Liga Inggris musim 2015/16. Nama pemain asal Aljazair itupun kini menjadi incaran sejumlah klub-klub papan atas Eropa.
Leicester City pun mematok harga tinggi bagi Mahrez. Menurut situs Transfermarkt, harga Mahrez adalah 25 juta pound sterling. Harga tersebut meroket dari harga yang dibayarkan Leicester untuk memboyong Mahrez.
The Foxes hanya mengeluarkan uang 400 ribu pound sterling untuk mendaratkan Mahrez dari Le Havre. Uang tersebut bahkan lebih murah dari yang dikeluarkan Shanghai Shenhua untuk menggaji Carlos Tevez per pekannya.
Seperti diketahui, Tevez menerima bayaran hingga 615 ribu pound sterling atau Rp10,1 miliar per pekan dari Shanghai.
3. Ole Gunnar Solksjaer
Menyebut nama Solksjaer, para pencinta Manchester United mungkin langsung teringat dengan final Liga Champions musim 1998/99. Di final itulah, Solksjaer mencetak gol yang mengantarkan MU meraih trofi Liga Champions sekaligus treble winners.
Yang dibuat Solksjaer tersebut tentu jauh lebih berharga ketimbang harga transfer Solksjaer sendiri. Untuk menggaet Solksjaer dari Molde, MU hanya mengeluarkan uang 1,5 juta pound sterling.
Kiprah Solksjaer di MU pun terbilang unik. Meski bukan pemain inti, Solksjaer termasuk salah satu legenda MU. Pasalnya, ia kerap mencetak gol-gol krusial saat dimasukan ke dalam lapangan.
Solksjaer pun dijuluki Si Super Sub sekaligus The Baby-faced assasin. Selama 11 musim berkostum MU, Solksjaer mencetak lebih dari 100 gol dan memenangkan 6 trofi Liga Champions, 2 Piala FA, dan tentu saja trofi Liga Champions di musim 1998/99.
Advertisement
4. Andrea Pirlo
Keputusan AC Milan yang tak memperpanjang kontrak Andrea Pirlo ternyata membawa berkah buat Juventus. Klub berjuluk Si Nyonya Tua itu tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memboyong gelandang sekelas Pirlo pada 2011.
"Ketika Pirlo memutuskan untuk gabung dengan kami, saya langsung berpikir Tuhan itu ada. Pemain dengan kapasitas seperti dia, tanpa menyebut status transfernya, saya pikir transfer Pirlo adalah transfer abad ini," ucap kiper Juventus, Gianluigi Buffon.
Meski tak muda lagi, Pirlo terbukti mampu menjadi salah satu andalan Juventus di lini tengah. Kontribusinya Pirlo di lini tengah Juventus turut mempersembahkan total 4 trofi Liga Italia, 1 trofi Coppa Italia, dan 2 trofi Piala Super Italia bagi Juventus.
Pirlo hengkang dari Juventus pada akhir musim 2014/15. Pirlo pun memilih berkarier di Liga Amerika Serikat sebagai pelabuhan berikutnya. Kini ia bermain bagi New York City.
5. Raul Gonzalez
Dari empat nama di atas, nama Raul Gonzalez mungkin yang paling fenomenal. Bagaimana tidak, Real Madrid tak perlu mengeluarkan uang untuk memboyong pemain yang telah menjelma menjadi legenda hidup mereka.
Cerita bermula saat Presiden Atletico Madrid, Jesus Gil memutuskan untuk menutup akademi klub pada 1992. Tujuannya adalah demi penghematan.
Bakat Raul pun luput dari radar Atletico, namun tidak dengan Real Madrid. El Real memutuskan untuk menggaet Raul di tahun yang sama.
Dua tahun menimba ilmu di akademi Real Madrid, Raul naik ke tim utama. Ia membuat debut di tim senior Madrid pada usia 17 tahun.
Di musim pertamanya bersama tim senior, Raul membukukan 30 kali penampilan dan 10 gol. Sejak saat itu, Raul terus menjadi andalan di lini depan hingga ia menjadi kapten tim dan mendapatkan julukan Pangeran Bernabeu.
Raul bermain bagi Real Madrid selama 26 tahun. Ia mencatatkan 741 kali penampilan yang membuatnya menjadi pemain yang paling sering tampil bagi Madrid. Raul juga menjadi pemain yang tak pernah mendapatkan kartu merah sepanjang kariernya.
Advertisement