Klub Jor-Joran, Pemerintah Tiongkok Panik

Aksi belanja klub Tiongkok sudah melewati batas.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 06 Jan 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 18:00 WIB
Carlos Tevez
Carlos Tevez ke Shanghai Senhua

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah Tiongkok terpaksa turun tangan menyikapi aksi klub lokal dalam merekrut pemain terbaik dunia. Mereka berencana membentuk peraturan agar klub mengerem diri.

Juru bicara departemen olahraga Tiongkok melontarkan agenda tersebut setelah melihat pengeluaran signifikan klub. Shanghai SIPG baru saja memecahkan rekor transfer Asia dengan membeli Oscar dari Chelsea senilai Rp 861 miliar. Sedangkan Shanghai Shenhua dilaporkan membayar Carlos Tevez Rp 10 miliar per pekan dalam kontrak dua tahun.

"Melalui hukum ini, kami ingin menetapkan batas pada harga transfer. Tidak normal juga rasanya pemain menerima upah begitu tinggi," kata juru bicara Pemerintah Tiongkok, dikutip Guardian.

"Klub boleh merasa sudah berinvestasi ketika mendatangkan pemain bintang. Tapi mereka tidak melakukannya secara rasional. Kita harus fokus membangun klub yang mampu bertahan 100 tahun. Ke depannya, kami akan lebih ketat mengawasi kondisi finansial dan mengontrol pengeluaran klub," sambungnya.

Selain itu, Asosiasi Sepak Bola Tiongkok juga berusaha membantu melalui pengurangan batas pemain asing. Jika sebelumnya bisa memiliki lima pemain, klub kini hanya dapat mengandalkan empat nama.

Sulit Tolak Godaan Uang

Aksi jor-joran klub Tiongkok merupakan implementasi harapan Presiden Xi Jinping menjadikan negaranya sebagai kekuatan besar sepak bola. Sejak Xi terang-terangan melontarkan keinginannya, klub Tiongkok memecahkan rekor transfer Asia empat kali dalam kurun setahun.

Hulk, Axel Witsel, Graziano Pelle, Ezequiel Lavezzi, Ramires, Paulinho, John Obi Mikel, dan Jackson Martinez adalah beberapa yang pergi ke Negeri Tirai Bambu. Mereka mengikuti jejak Nicolas Anelka, Didier Drogba, atau Frederic Kanoute yang terlebih dahulu mencari peruntungan di sana.

Agar mau datang, para pemain itu dibujuk dengan kipasan Yuan. Jika tidak, niscaya bintang tersebut memilih bertahan di Eropa dan menguji diri melawan pemain-pemain lainnya.

Dampak dari pendekatan klub Tiongkok adalah inflasi harga. Menurut Transfermarkt, harga normal Oscar di pasar transfer sebenarnya hanya Rp 497 miliar. Begitu pula Hulk, yang diboyong sebesar Rp 795 miliar walau nilai wajarnya Rp 450 miliar.

Beberapa hari lalu bahkan tersiar niat klub Tiongkok memboyong pemain terbaik dunia saat ini Cristiano Ronaldo. Menurut pengakuan agen Jorge Mendes, kliennya ditawar transfer Rp 4,2 triliun dan gaji Rp 1,4 triliun per pekan.

"Akan sulit bagi pemain menolak godaan uang yang diajukan klub Tiongkok. Tapi bicara moril, saya tidak setuju keadaan ini," ungkap pelatih Chelsea Antonio Conte.

Pemain Matang Mau Datang

Gelandang anyar Shanghai SIPG, Oscar, saat tiba di Bandara Shanghai Pudong, Senin (2/1/2017). (AFP/STR).
Dengan kekuatan modal, Tiongkok sukses melakukan apa yang gagal dicapai negara-negara Asia lainnya. Mereka menggaet pemain di usia emas.

Pada awal era profesional, Jepang cuma bisa membujuk mereka yang mencapai penghujung karier, mencakup Zico (38 tahun), Bebeto (36 tahun), Guido Buchwald (34 tahun), Daniele Massaro (34 tahun), Txiki Begiristain (33 tahun), Michael Laudrup (32 tahun), atau Dunga (32 tahun). Tren itu bertahan pada beberapa tahun belakangan melalui kedatangan Diego Forlan (35 tahun).

Begitu pula Qatar yang menggaet Xavi Hernandez (35 tahun), Juninho Pernambucano (34 tahun), serta Ronald dan Frank de Boer (34 tahun).

India lebih parah lagi. Mereka merangkul pemain tenar yang sebenarnya sudah pensiun. Beberapa di antaranya Robert Pires (41 tahun), David James (44 tahun), dan Alessandro Nesta (38 tahun).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya