Arti Kemenangan Roger Federer

Liputan6.com, Melbourne - Roger Federer tidak hanya menaklukkan Rafael Nadal ketika menjuarai Australia Terbuka 2017. Petenis berusia 35 tahun itu mengalahkan usia, sejarah, dan keraguan untuk memenangkan titel Grand Slam ke-18 sepanjang kariernya.

Tidak banyak yang menyangka Federer mampu menumbangkan Nadal yang lima tahun lebih muda darinya. Tapi, dengan begitu, Federer mencatatkan diri sebagai petenis tertua yang berhasil merebut Grand Slam dalam 45 tahun terakhir. Dia hanya kalah dari Ken Rosewall, yang menjuarai Australia Terbuka 1972 di usia 37 tahun.

Selain itu, Federer memperbaiki rekor pertemuan melawan Nadal. Dia tertinggal 11-23 pada pertemuan di seluruh turnamen, 2-8 di Grand Slam, atau 2-6 di final Grand Slam. Karena alasan ini, tidak banyak yang mengunggulkan Federer pada pertandingan tadi.

"Biasanya saya yang meraih kemenangan. Tapi sekarang giliran Roger. Saya ucapkan selamat untuknya," ujar Nadal, dilansir New York Times.

Tidak kalah penting, Federer juga mengalahkan keraguan dalam diri sendiri. Sosok kelahiran Basel, Swiss, itu mengaku tidak memiliki ekspektasi besar pada Grand Slam kali ini. Sebab, Federer tidak mengikuti kompetisi resmi dalam enam bulan terakhir. Dia harus menghilang dari lapangan karena cedera lutut.

Mempertimbangkan keadaan tersebut, Federer tidak muluk-muluk menetapkan target di Australia Terbuka. "Kalaupun kalah saya akan senang. Semula saya menganggap bakal menyenangkan jika bisa masuk babak keempat. Atau fantastis kalau melaju ke perempat final," kata Federer.

Nyatanya, Federer mengalahkan empat petenis penghuni 10 besar dalam perjalanan menuju gelar Grand Slam pertama sejak Wimbledon 2012. Selain Nadal, korban Federer lainnya adalah Tomas Berdych, Kei Nishikori, dan Stan Wawrinka.