6 Pemain yang Tidak Pantas Mendapat Medali Juara Liga Inggris

Sejumlah pemain berada di tempat dan waktu tepat untuk menjuarai Liga Inggris.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 09 Feb 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2017, 14:30 WIB
Ronnie Wallwork
Ronnie Wallwork. (Manchester Evening News)

Liputan6.com, Manchester - Di balik kegemilangan skuat Manchester United (MU), Arsenal, dan Chelsea saat mendominasi Liga Inggris, terdapat penerima "durian runtuh". Mereka berada di tempat dan waktu yang tepat untuk membawa pulang medali juara.

Sebut saja Ronnie Wallwork. Menunjukkan potensi sebagai bek masa depan Inggris, dia dipercaya masuk timnas level junior.

Namun, keterbatasannya mulai terlihat ketika menginjak 23 tahun. Wallwork tidak akan menjadi pemain kelas dunia. Terbukti, dia pensiun di usia 30 tahun bersama Sheffield Wednesday.

Walau kariernya singkat, Wallwork memiliki kenang-kenangan dari dunia sepak bola. Dia mendapat medali juara seiring keberhasilan MU menduduki takhta Liga Inggris pada 2001-02.

Siapa lagi pemain beruntung yang mengoleksi medali Liga Inggris meski kualitas mereka di bawah rata-rata? Berikut lima pesepak bola lainnya.

Jeremie Aliadiere

Tim The Invincibles Arsenal pada musim 2003-2004, yang tidak terkalahkan pada 49 pertandingan, memiliki banyak pemain bintang, di antaranya Thierry Henry, Robert Pires, hingga Dennis Bergkamp.

Namun, ada nama Aliadiere yang masuk skuat penuh bintang itu. Dia memenuhi kuota setelah hanya melakoni 10 laga dengan hanya menjadi starter tiga kali.

Keseluruhan, kiprah Aliadiere di London Utara juga mengecewakan. Dia cuma mencetak satu gol di Liga Inggris selama enam musim membela tim. Aliadiere juga sempat dititipkan di Glasgow Celtic, West Ham United, dan Wolverhampton Wanderers.

Jeremie Aliadiere. (Arsenal.com)

Ritchie De Laet

Masuk sebagai salah satu pemain yang beruntung menjadi bagian kisah menakjubkan Leicester City saat menjuarai Liga Inggris 2015-2016.

Ritchie De Laet. (Alchetron)

De Laet dipinjamkan ke Middlesbrough pada paruh kedua musim. Namun sebelumnya, dia sudah membela Leicester sebanyak 12 kali.

Dengan catatan tersebut, De Laet menjadi pemain pertama yang menjuarai Liga Inggris dan promosi dari Divisi Championship pada musim yang sama.

Darren Ferguson

Darren Ferguson. (The Score)

Menjadi contoh kasus nepotisme di sepak bola. Darren hanya berada di MU karena ayahnya merupakan pelatih paling sukses sepanjang sejarah klub. Sosok yang dimaksud tidak lain Sir Alex Ferguson.

Darren menjadi bagian kesuksesan MU saat memenangkan Liga Inggris 1992-1993. Dia bermain pada 15 laga awal kampanye menyusul cederanya Bryan Robson.

Tidak lagi menjadi starter sejak November. Namun, dia sudah memenuhi kuota untuk mendapatkan medali juara.

Alexei Smertin

Tiba di Stamford Bridge dengan reputasi mentereng. Smertin sudah memperkuat Girondins Bordeaux lebih dari 100 kali dan merupakan pemain Timnas Rusia.

Alexei Smertin. (Twitter)

Sayang, kariernya di London Barat tidak terlalu cemerlang. Smertin dipinjamkan ke Charlton Athletic dan Portsmouth karena jarang mendapat kesempatan bermain.

Meski begitu, Smertin sempat membela Chelsea 16 kali pada 2004-2005. Dia pun menjadi bagian keberhasilan klub menjuarai liga untuk kali pertama dalam 50 tahun.

Igors Stepanovs

Direkrut sebagai pelapis Tony Adams pada 2000. Namun dia menjadi salah satu alasan mengapa Arsenal dihancurkan MU 1-6. Sejak itu, waktu bermainnya terus berkurang.

Igors Stepanovs. (Alchetron)

Sangat jarang diturunkan, Stepanovs mendapat durian runtuh pada 2001-2002. Dia hanya bermain enam kali sepanjang musim itu. Secara kuota, dia tidak akan memenuhi persyaratan pembagian medali juara Liga Inggris.

Tapi, Stepanovs duduk di bangku cadangan saat Arsenal memastikan titel, didapat dengan mengalahkan MU. Menurut peraturan, maka dia otomatis mendapat medali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya