David Sitanala Wakili Indonesia di Formula 4 China 2017

Formula 4 China 2017 akan dimulai pada 29-30 April mendatang.

oleh Risa Kosasih diperbarui 10 Mar 2017, 22:40 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 22:40 WIB
David Sitanala
David Sitanala dijamu oleh Menpora Imam Nahrawi sebelum terjun di Formula 4 China. (Dok. Kemenpora)

Liputan6.com, Jakarta - Pembalap muda Indonesia David Sitanala akan mewakili Indonesia dalam ajang balap Formula 4 China 2017, April mendatang. Memperkuat tim Tiongkok, Champ Motorsport, David diharapkan bisa bersaing secara kompetitif dan menyerap banyak pengalaman dari penampilannya di sana.

Dalam sebuah audiensi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, David mengungkapkan terima kasihnya atas dukungan dari pemerintah dan masyarakat Maluku, daerah asalnya. Dia merasa telah siap secara mental dan fisik.

"Latihan fisik rutin dilakukan bersama pelatih Dennis Van Rhee. Secara fisik maupun mental saya sudah sangat siap menghadapi ajang FIA Formula 4. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari Menpora, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku dan tentunya seluruh masyarakat Maluku," tutur David pada rilis resmi Kemenpora, Jumat (10/3/2017).

Balapan resmi F4 China 2017 akan dimulai pada 29-30 April. Sebelumnya remaja 17 tahun tersebut harus mengikuti total empat kali tes pramusim.

Pada kesempatan yang sama Menpora Imam mengutakan harapannya atas kiprah David di luar negeri. Dia ingin masyarakat Indonesia bisa mendapat edukasi soal dunia otomotif lebih baik lagi.

"David harus kita dukung tidak saja oleh pemerintah  dan pemerintah daerah, tapi juga harus mendapatkan dukungan dari masyarakat luas terutama dari sponsor," ujar Imam.

"Tentu saya berharap juga kepada manajernya menyiapkan penjelasan kepada publik agar publik dapat teredukasi pada ajang otomotif ini. Dengan demikian akan ada banyak dukungan dari masyarakat dan berujung pada lahirnya pembalap muda berprestasi," tuturnya.

Pemilihan F4 China

Stanley Iriawan selaku Manajer David mengatakan, Formula 4 China menjadi pilihan karena menjanjikan kompetisi yang sengit, sehingga sangat efektif terkait pengembangan pembalap muda.

"Berbeda dengan F4 Southeast Asia yang dikoordinir oleh satu tim. Kalau F4 China ada beberapa tim yang menawarkan jasa. Jadi akan lebih kompetitif," kata Stanley.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya