KOLOM: Inggris Bukan Lagi Big Four di Liga Champions

Klub-klub asal Inggris mulai sering tampil mengecewakan di Liga Champions.

Liputan6.com, Jakarta - Big Four. They're big, there are four of them and they won't let anyone else play. Begitulah kata Nick Davidson dan Shaun Hunt dalam buku Modern Football is Rubbish. Manchester United, Liverpool, Arsenal, dan Chelsea memang begitu dominan saat memasuki milenium baru. Dari 2003-04 hingga 2008-09, lima kali keempatnya menguasai 4-besar Premier League. Anomali hanya musim 2004-05 ketika Everton finis di posisi ke-4.

Dominan di Premier League, big four secara otomatis jadi wajah Inggris di pelataran Eropa. Dalam 15 musim beruntun dari 1997-98 hingga 2011-12, selalu ada anggota big four yang lolos ke perempat final Liga Champions. Bahkan, dari 2006-07 hingga 2008-09, tiga dari kuartet big four selalu menghiasi semifinal Liga Champions, ajang antarklub terelite di Eropa. Pada 2008-09, Man. United dan Chelsea malah mewujudkan all English final.

Sungguh sulit membayangkan dominasi itu goyah atau bahkan runtuh. Tidak dalam mimpi tergila sekalipun. Klub-klub big four punya segalanya. Mereka punya tradisi yang apik dan kondisi keuangan yang luar biasa baik. Mereka bisa membeli pemain mana pun sesuai keinginan. Bahkan Kevin Keegan saja khawatir. "Jangan-jangan, Premier League bakal jadi kompetisi yang paling menjemukan," kata dia.

Ekspresi gelandang Manchester City,  Kelechi Iheanacho (kedua kanan) usai pertandingan melawan AS Monaco pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di stadion Louis II, Monaco (16/3). City takluk 3-1 atas AS Monaco. (AP/Claude Paris)

Toh, pergantian zaman selalu membawa perubahan. Masa-masa kejayaan big four sudah sirna. Di Premier League, dominasi mereka sudah direcoki Manchester City dan Leicester City. Di Liga Champions, lebih buruk lagi. Dalam tiga musim terakhir, tak ada klub big four yang berhasil menembus perempat final. Big four bukan lagi wajah Inggris di Liga Champions.

Jika musim lalu wajah Inggris adalah Man. City, musim ini giliran Leicester. Dari empat wakil Inggris, hanya The Foxes yang memastikan lolos ke perempat final. Kemenangan agregat 3-2 atas Sevilla, juara Liga Europa, membuat mereka menyamai jejak Chelsea yang juga menembus 8-besar saat menjalani musim perdana di ajang antarklub terelite di Eropa tersebut pada 1999-00. Juga Tottenham Hotspur pada 2010-11.

Tiga wakil Inggris lainnya babak belur. Arsenal, satu-satunya wakil big four di kancah Liga Champions musim ini, dipermak habis sang musuh bebuyutan, Bayern Muenchen, dengan agregat 2-10. Sementara itu, Man. City disingkirkan AS Monaco. Kekalahan 1-3 di Stade Louis II, Kamis (16/03/2017) dinihari WIB, membuat tim asuhan Pep Guardiola kalah agresivitas gol tandang. Adapun Tottenham lebih dulu tersungkur di fase grup dengan finis di bawah AS Monaco dan Bayer Leverkusen.

Para pemain Leicester City merayakan kemenangan setelah memastikan lolos ke perempat final Liga Champions di King Power Stadium, (14/3/2017). Leicester City menang agregat atas Sevilla 3-2 . (AP/Rui Vieira)

Produksi Liputan6.com