Kunci Keberhasilan Pelita Jaya Juara IBL 2017

Pelita Jaya mengalahkan Satria Muda di final IBL 2017.

oleh Thomas diperbarui 08 Mei 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 05:00 WIB
Pelita Jaya Jakarta
Pelita Jaya Jakarta menjuarai IBL 2017 usai mengalahkan Satria Muda 2-1 pada partai final. Pada gim ketiga di Britama Arena Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (7/6/2017) malam, Pelita menang 72-62. (Liputan6.com/Thomas)

Liputan6.com, Jakarta - Pelita Jaya Jakarta menjadi juara IBL 2017. Ini kali pertama Ponsianus Nyoman Indrawan dan kawan-kawan menjadi kampiun pada ajang kompetisi bola basket kasta tertinggi di Indonesia itu.

Perjuangan berat harus dilewati Pelita untuk menjadi juara IBL 2017. Pelita harus bermain hingga tiga gim untuk mengalahkan Satria Muda pada laga final. Menang di gim pertama di Bandung, namun babak belur pada gim kedua.

Pada gim ketiga di Britama Arena Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (7/6/2017) malam, Pelita menang 72-62. Kunci sukses Pelita tidak lepas dari keberhasilan meredam kapten Satria Muda, Arki Dikania Wisnu. Pada laga ini, Arki hanya bisa menyumbang sembilan angka.

Bahkan, Arki tak bisa mencetak poin di dua kuarter awal. Arki sampai frustrasi dengan mengoleksi lima foul. Akibatnya, dia tak bisa melanjutkan permainan sejak awal kuarter empat.

"Hari ini kita mampu membatasi Arki. Kami tidak membiarkan dia bebas seperti di gim kedua. Anak-anak tampil bagus kali ini menjaga Arki," ujar Fictor Roring selaku technical Advisor Pelita Jaya.

Sementara pelatih Pelita Jaya Johannis Winar melihat faktor lain keberhasilan timnya menjadi juara, yakni kekompakan tim. Para pemain Pelita bermain sebagai tim dan tidak main sendiri-sendiri di gim ketiga.

"Puji Tuhan kita akhirnya bisa juara. Kita mampu mengakhiri predikat sebagai tim finalis. Kunci keberhasilan kami? United We Stand. Saya bilang sama anak-anak, kalau mau juara harus sama-sama (tidak bermain individual)," ujar Johannis.

Pelita memberi kejutan pada Satria Muda di gim tiga final IBL 2017 dengan perubahan gaya bermain. terutama saat bertahan. "Kami melakukan sesuatu yang mereka tidak perhitungkan di awal, yaitu perubahan sistem saat bertahan dari man to man ke zone defence," pungkas Johannis.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya