Liputan6.com, Milan - Inter Milan kalah 1-2 dari Sassuolo pada pekan ke-36 Liga Italia di Giuseppe Meazza, Minggu (14/5/2017). Kekalahan ini membuat Inter belum pernah menang dalam delapan laga terakhir di Liga Italia.
Baca Juga
Tak ayal situasi ini semakin memanaskan atmosfer tim. Apalagi, fans telah melancarkan protes keras di pertandingan kontra Sassuolo kemarin malam. Ya, Fans Inter di Curva Nord memboikot pertandingan tersebut dengan keluar dari stadion saat pertandingan berlangsung.
Situasi saat ini jelas merupakan pekerjaan rumah yang tak mudah buat manajemen Inter Milan. Pasalnya, kondisi tim benar-benar tak kondusif.
"Situasinya sangat negatif dan itu diterjemahkan ke lapangan, di mana kami mendapat hukuman karena kesalahan sekecil apapun," kata Pelatih Interim Inter Milan, Stefano Vecchi seperti dilansir Mediaset Premium.
"Kami menciptakan banyak peluang hari ini dan memiliki dominasi yang jauh lebih besar, namun membuat kesalahan di babak pertama dan bisa lebih baik dengan sedikit keberuntungan," ujarnya menambahkan.
Satu hal yang bisa membuat manajemen Inter bernafas lega adalah musim kompetisi 2016/17 yang sebentar lagi berakhir. Liga Italia tinggal menyisakan empat pertandingan lagi.
Selepas musim ini berakhir, manajemen Inter bisa bergerak cepat untuk merombak total komposisi tim. Setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan manajemen Inter di bawah konsorsium asal Tiongkok. Berikut tiga hal tersebut.
Advertisement
1. Mencari Pelatih Jempolan
Dalam beberapa musim belakangan, kursi pelatih Inter Milan bagaikan neraka. Sejak pelatih tersukses mereka, Jose Mourinho angkat kaki pada 2010, sudah 12 pelatih mencoba peruntungannya bersama La Beneamata.
Hasilnya, prestasi Inter Milan tetap mandek. Koleksi trofi Inter berhenti bertambah sejak 2010/11. Di musim itu, Inter meraih trofi Coppa Italia.
Maka pekerjaan rumah pertama yang harus dilakukan manajemen Inter adalah mencari pelatih jempolan. Sialnya buat Inter, hal ini tak semudah membalikkan telapak tangan.
Manajemen coba menggaet Antonio Conte dari Chelsea. Namun faktor sejarah Conte yang notabene legenda Juventus, plus kontraknya yang baru berjalan bersama Chelsea membuat kepindahan Conte ke Inter terasa mustahil.
Di belakang Conte, Inter sudah menyiapkan nama Diego Simeone yang saat ini menukangi Atletico Madrid. Akan tetapi usaha Inter sepertinya bakal menemui jalan buntu lagi.
Simeone berkali-kali menegaskan masih betah menjadi juru taktik Atletico.Meskipun kabarnya, manajemen Inter sudah menawarkan cek kosong pada pelatih asal Argentina tersebut.
Advertisement
2. Membenahi Mental Pemain
Sulit dipungkiri kalau mental pemain Inter saat ini sedang terpuruk. Bagaimana tidak, mereka dikepung oleh tekanan suporter plus raihan hasil buruk di beberapa pertandingan.
Hal tersebut diakui oleh salah satu striker Inter Milan, Eder. Menurutnya, ada beberapa pemain yang tak total tampil buat Inter.
"Ada yang tak kunjung berubah di sini, meskipun pelatih dan pemain datang silih berganti. Semua orang harus melihat ke dalam diri mereka sendiri: Kalau ingin di Inter, bilang pada klub. Jika tidak bisa 100 persen, lebih baik katakan saja dan hengkang." kata Eder seperti dilansir Football Italia.
Mental yang buruk tentu akan berdampak pada permainan tim. Mantan Pelatih Inter, Frank De Boer pernah menyinggung hal ini usai Inter kalah dari Sampdoria, Oktober 2016.
"Kami punya pemain berkualitas, tapi kami tak bisa berbuat banyak dengan mentalitas yang saya lihat di babak pertama," kata De Boer, yang dipecat di pertengahan musim ini, seperti dilansir ESPNFC.
3. Mencari Zanetti-Zanetti Baru
Cara yang paling lazim untuk memperbaiki performa tim adalah mengubah komposisi tim. Seperti yang dikatakan Eder, Inter harus melepas pemain yang sama sekali tak berkomitmen dan berguna buat klub.
Nerrazuri harus benar-benar mencari pemain yang punya komitmen dan mau berjuang. "Kami butuh mereka yang punya karakter. Jika tak mampu mengemban tanggung jawab, mereka sebaiknya bilang pada klub," kata Eder.
"Kami butuh orang-orang yang ingin bertahan di sini, 100 persen," ujarnya menegaskan.
Inter setidaknya butuh pemain seperti mantan kapten mereka, Javier Zanetti yang berkomitmen penuh untuk klub. Boleh dibilang, Zanetti benar-benar menghayati nama besar Inter sebagai salah satu klub papan atas Eropa.
"Segera setelah saya gabung ke Inter pada 1995, saya menyadari ini akan jadi rumah saya. Ini adalah klub yang buat saya akan dan selalu jadi salah satu hal yang sangat penting," kata Zanetti.
Pertanyaanya sekarang adalah, bisakah mereka mencari Zanetti-Zanetti baru di bursa transfer?
Advertisement