Liputan6.com, Jakarta Suasana haru menyelimuti Stadion Olimpico, Minggu malam (28/5/2017), usai pertandingan giornata 38 Serie A AS Roma melawan Genoa. Bahkan, sebagian fans Roma sempat menangis, karena tak kuasa menahan kesedihan.
Ini bukan soal kemenangan atau kekalahan, tapi rasa sedih lantaran sang bintang akan meninggalkan klub yang sudah berpuluh-puluh tahun dibelanya.
Baca Juga
Dia adalah Francesco Totti, pemain yang sangat dicintai suporter Roma. Totti sering disebut Pangeran Roma lantaran kesetiannya pada klub.
Totti diberi gelar Pangeran Roma oleh para petinggi klub dan para fans fanatik di seluruh dunia. Totti telah mempersembahkan seluruh kariernya untuk Roma, sejak usia dini dia telah bermain di akademi Roma.
Dan, malam itu Totti mengucapkan perpisahan kepada publik di Olimpico. Namun, belum diketahui apakah pesepakbola 40 tahun tersebut akan gantung sepatu atau justru akan bermain lagi di klub lain.
Setelah 25 tahun membela AS Roma, Totti memainkan pertandingan terakhirnya kontra Genoa. Pemain yang menjabat sebagai kapten sejak musim
1997/1998 ini, masuk di awal babak kedua sebagai pemain pengganti.
Usai pertandingan, Roma menggelar sebuah seremoni untuk Totti. Dalam balutan jersey Giallorossi, Totti berjalan mengitari Stadion Olimpico. Tak ada senyuman saat Totti melambaikan tangan ke arah fans Romas
Totti menutup kariernya di Roma sebagai pemegang rekor penampilan terbanyak (786) dan pencetak gol terbanyak (307). Selama membela Roma, Totti memenangi satu scudetto, dua Coppa Italia, dan dua gelar Piala Super Italia.
Advertisement
Rahasia Masa Depan
Kontrak Totti bersama Roma akan berakhir musim ini. Namun, pemain 40 tahun itu masih merahasiakan pilihan masa depannya.
Presiden AS Roma James Pallotta sebenarnya telah menyiapkan kontrak enam tahun untuk Totti sebagai direktur klub.
Namun, Totti yang sudah bermain untuk Roma sejak 1992 belum mengiyakan tawaran tersebut. "Saya bisa menjadi bagian dari dewan Roma direksi dalam satu tahun," kata Totti kepada Canale 5.
"Atau saya masih bisa berada di luar sana, di lapangan bermain sepak bola."
Apapun itu, Totti sudah membuat keputusan untuk meninggalkan Roma. Kabarnya, pemicu hengkangnya Totti ditengarai akibat hubungan buruknya dengan sang pelatih Luciano Spalletti.
Renggangnya hubungan antara Totti dan Spalletti sudah tercium media-media Italia sejak awal tahun 2017. Totti mengklaim dirinya seakan sedang diasingkan dari skuad utama musim ini.
Namun kabar itu langsung dibantah Spalletti. Menurutnya, kabar tersebut hanya permainan media Italia.
"Totti merupakan topik utama. Dia selalu digunakan untuk berita utama dengan cara yang tidak tepat. Media menciptakan cerita dan situasi menggunakan sosok Totti," ucap pelatih berusia 58 tahun itu menambahkan.
Spalletti malah menghormati sosok Totti yang sudah memperkuat AS Roma sejak 1992. Dia sudah mencetak 307 gol dari 785 penampilan bersama AS Roma di semua kompetisi.
Advertisement
Pemakaman
Keputusan yang diambil Totti sontak mengundang reaksi berbagai pihak. Kebanyakan mereka menyesalkan sikap yang diambil Totti.
Mantan pelatih Totti, Zdenek Zeman, bersikeras eks anak asuhnya ini dipaksa pensiun dan bukan ia yang mengambil keputusan itu, sehingga yang terjadi saat ini adalah tragedi.
Zeman, masih yakin sekali bahwa Totti sebenarnya tetap ingin bermain. "Saya melihat ini bukan sebagai perayaan tapi sebuah pemakaman," kata Zeman.
Sementara itu, kapten Real Madrid Sergio Ramos memuji Totti sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Ramos merasa Totti sebenarnya masih bisa bermain untuk klub besar di dunia.
Ramos, yakin Totti, yang memenangkan Piala Dunia bersama Italia dan telah menghabiskan kariernya di Roma, sebetulnya belum siap untuk pensiun. Dia bisa bermain di klub top.
"Saya pikir Totti tidak punya masalah bermain di klub besar lain," kata Ramos dalam sebuah video yang diposting klub.