Sesumbar 5 Bintang Juventus Jelang Duel Lawan Real Madrid

Juventus akan menghadapi Real Madrid pada final Liga Champions musim 2016/2017.

Liputan6.com, Turin - Juventus akan menghadapi Real Madrid pada final Liga Champions musim 2016/2017 di Stadion Millennium Cardiff, Minggu (4/6/2017). Juventus melaju ke final usai mematahkan perlawanan wakil Prancis, AS Monaco, dengan agregat 4-1. Sementara Real Madrid mengalahkan rival sekota, Atletico Madrid, dengan agregat 4-2.

Juventus sendiri tercatat sebagai klub yang paling sering kalah di partai final Liga Champions. Dari delapan kali lolos ke final, Si Nyonya Tua kalah enam kali.

Antara lain oleh Ajax Amsterdam tahun 1973 (skor 0-1), oleh Hamburg SV tahun 1985 (skor 0-1), oleh Borussia Dortmund tahun 1997 (1-3), oleh Real Madrid tahun 1998 (0-1), oleh AC Milan tahun 2003 (adu penalti, skor 2-3), dan terakhir oleh Barcelona tahun 2015 (1-3).

Juventus dan Real Madrid pernah bertemu di final Liga Champions 20 Mei 1998 yang digelar di Amsterdam Arena. Saat itu, gol tunggal kemenangan Real Madrid dicetak oleh Predrag Mijatovic.

Para pemain Juventus pun mulai tak sabar melakoninya laga "ulangan" tersebut. Masing-masing mereka mengobarkan semangat karena tak ingin mengulang kegagalan. Berikut lima pemain Juventus yang berkomentar optimis jelang laga tersebut.

1. Claudio Marchisio

Komentar pertama dilontarkan oleh Claudio Marchisio. Pemain yang turut merasakan pahitnya kekalahan di partai final oleh Barcelona dua tahun lalu ini menegaskan, bahwa Juventus tak boleh kalah lagi.

"Kami punya kesempatan kedua dan kami tidak boleh menyia-nyiakannya karena Liga Champions adalah gelar terbesar yang kami inginkan. Kami melewati musim yang indah, jadi kami harus menyudahinya dengan kemenangan," ujar Marchisio dalam wawancara bersama JTV.

Marchisio mewanti-wanti timnya untuk bermain ekstra hati-hati. Sebab, katanya, partai final tidak seperti babak-babak sebelumnya dimana berlaku dua leg kandang-tandang.

"Jadi kami harus fokus. Alasan utama karena mereka punya pemain hebat yang bisa mengubah keadaan dengan gol-gol kapan saja. Mereka punya Cristiano Ronaldo, yang sudah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir. Dia sudah menjadi striker utama, sebanding dengan Benzema yang banyak bergerak," katanya.

2. Gianluigi Buffon

Tak ketinggalan, sang kapten sekaligus maestro penjaga gawang, Gianluigi Buffon juga tak henti-hentinya mengobarkan semangat dan optimisme.

Buffon sendiri sudah dua kali merasakan sakitnya kalah di partai final Liga Champions bersama Juventus. Selain kekalahan 1-3 dari Barcelona dua tahun lalu, ia juga tampil dalam final tahun 2003 melawan AC Milan yang berakhir dengan kekalahan 2-3 lewat adu penalti. Final tahun 2003 lebih menyakitkan bagi Buffon karena ia bisa saja membawa Juventus juara andai ia mampu memblokir algojo-algojo penalti Milan.

Memenangkan Liga Champions akan menjadi hadiah yang sangat spesial bagi Buffon karena ia belum pernah merasakannya sepanjang kariernya.

"Sungguh indah punya kesempatan untuk membuai tim hebat ini. Ini bukan perkara persentase. Kami sama-sama tim besar yang menunjukkan nilai besar. Kami punya keyakinan dua tahun lalu, dan sekarang juga masih," kata Buffon.