Liputan6.com, Moscow - Piala Konfederasi merupakan pemanasan Piala Dunia. Peserta bisa menjajal diri melawan wakil-wakil terbaik dari kawasan lain. Jika sukses, mereka bisa optimistis menatap kompetisi 'sesungguhnya'.
Namun, fakta bicara sebaliknya. Pemenang Piala Konfederasi justru terpuruk pada pesta sepak bola paling megah di muka bumi. Tidak heran jika kompetisi tersebut dianggap membawa kutukan.
Advertisement
Baca Juga
Brasil adalah salah satu pihak yang percaya akan hal itu. Mereka berkaca menyusul kesuksesan menjuarai tiga edisi terakhir Piala Konfederasi.
Meyusul kesuksesan di sana, Selecao terpuruk di Piala Dunia. Tidak hanya itu, Brasil bahkan dipermalukan.
Semua bermula tahun 2005. Mereka menghajar rival terbesar, Argentina dengan skor 4-1 pada final Piala Konfederasi. Namun, Brasil dikalahkan tuan rumah pada perempat final Piala Dunia Prancis 2006.
Nestapa Brasil berlanjut di edisi Piala Konfederasi berikutnya. Mereka menghindari kejutan Amerika Serikat demi mengamankan gelar kedua.
Sayang, Selecao lagi-lagi terhenti di 8 besar Piala Dunia. Tidak hanya dikalahkan Belanda, Brasil kehilangan Felipe Melo yang terkena kartu merah.
Petaka Brasil berlanjut ketika menjadi tuan rumah Piala Konfederasi 2013. Mereka mulus menuju gelar dan tampil meyakinkan saat mengalahkan juara dunia ketika itu, Spanyol, 3-0 di final.
Pada Piala Dunia setahun berselang, Negeri Samba menderita salah satu kekalahan paling memalukan sepanjang sejarah, dengan dihajar Jerman 1-7 di semifinal.
Simak video menarik berikut ini: