Liputan6.com, Jakarta - Era kebangkitan Ducati terlihat lewat aksi Andrea Dovizioso dalam dua seri terakhir MotoGP 2017. Dovizioso yang biasanya hanya menjadi penguntit kini menorehkan dua kemenangan beruntun pertamanya dalam kariernya di area kuda besi.
Tanda-tanda kehebatan Dovizioso di MotoGP sejatinya sudah terlihat sejak musim lalu. Kala itu, ia sukses lima kali naik podium, bahkan salah satunya adalah podium juara di Malaysia. Dan itu menjadi kemenangan perdana Dovizioso.
Baca Juga
Musim ini, ia memiliki catatan yang jauh lebih mengesankan. Dari tujuh balapan, sudah tiga podium yang diamankan pembalap berusia 31 tahun itu. Hebatnya, dua di antaranya adalah podium juara beruntun, yakni di Italia dan Catalunya.
Tren positif itu yang membuat Dovizioso melesat ke posisi kedua klasemen MotoGP. Dengan raihan 104 poin, ia hanya terpaut tujuh angka dari Maverick Vinales, pembalap Movistar Yamaha yang memuncaki klasemen.
"Ketika Anda menang, semuanya berubah. Hal ini juga berlaku bagi saya karena saya belum banyak menang di kelas MotoGP. Kemenangan membantu setiap pembalap dan semua orang di sekitar Anda. Setelah menang dua balapan, kami semua percaya diri dan santai. Hal ini membuat Anda lebih nyaman di tempat kerja," kata Dovizioso, dikutip Speedweek.
Advertisement
Optimistis
Hasil positif yang didapat Dovizioso juga bukan tanpa perjuangan. Ia sempat kehilangan ritmenya dalam tiga balapan beruntun, terutama saat ia gagal finis di Argentina. Pada MotoGP Austin dan Spanyol, ia hanya bisa finis di posisi keenam dan kelima.
Kini sudah banyak yang menganggap pembalap asal Italia itu sebagai calon juara dunia. Penilaian serupa juga dilontarkan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez. Bagi Dovizioso, ikut dalam perburuan gelar juara dunia bukan hal yang mustahil baginya.
"Seperti yang saya katakan di Austin ketika saya marah, kami masih kekurangan sesuatu. Ini harus jelas. Saya percaya kami punya potensi untuk ikut serta dalam perburuan gelar, tapi kami masih kurang sedikit saja," jelas Dovizioso.
Advertisement