Liputan6.com, Jakarta- Manajer PSBK Blitar Yudi Meira mengaku pihaknya memilih diam usai dinyatakan lolos ke babak play-off Liga 2. Yudi mengaku tak ingin hubungan baik yang terjalin antarklub Liga 2 rusak karena insiden di pertandingan melawan Persewangi Banyuwangi, Selasa (10/10/2017) lalu.Â
Baca Juga
Laga melawan Persewangi digelar setelah PSBK melakukan protes pada PSSI soal peringkat tim di Grup 6 Liga 2. Sebab sesuai regulasi, PSBK seharusnya lolos play-off lantaran unggul head-to-head dengan Persewangi.
Advertisement
PSSI memutuskan untuk menggelar laga play-off khusus yang mempertemukan kedua tim. Dalam pelaksanaannya, pertandingan ini gagal diselesaikan dalam 90 menit waktu normal karena perkelahian antar pemain sudah tak bisa dihentikan.
Komisi Disiplin PSSI kemudian menjatuhkan sanksi pada Persewangi sebesar Rp 100 juta. Dua pemain dari tim berjuluk Laskar Blambangan tersebut juga mendapat larangan bermain sebanyak tiga pertandingan.
"Niat kami ingin menjalani pertandingan sampai selesai. Tapi kondisi sudah tak memungkinkan karena merasa terancam," kata manajer PSBK Yudi Meira saat dihubungi Liputan6.com pada Jumat (13/10).
Laga di play-off khusus ini terhenti di menit ke-88 setelah PSBK unggul 1-0. Belakangan akhirnya Komdis PSSI memutuskan PSBK menang WO 3-0.
Yudi menerangkan seharusnya play-off khusus tak perlu diadakan lagi. Mereka berhak lolos karena merujuk regulasi yang diterbitkan operator.
"Kami akhirnya bersurat pada PSSI dengan tembusan Komdisnya dan operator (operator PT Liga Indonesia Baru)," ucap Yudi.
"Setelah ini kami lebih baik diam daripada tidak nyaman antar teman di Liga 2," tutur Yudi.