Jakarta - Prestasi pebulutangkis ganda putri, Apriyani Rahayu, menginspirasi mantan rekan setimnya, Rinov Rivaldy. Dia mengaku ingin mengikuti jejak mantan partnernya Apriyani Rahayu yang bisa langsung berprestasi setelah naik dari level junior ke senior.
Rinov baru saja merebut gelar ganda campuran Kejuaraan Dunia Junior 2017 yang digelar di Yogyakarta, 9-22 Oktober, berpasangan dengan Pitha Haningtyas Mentari.
Advertisement
Baca Juga
Rinov/Mentari meraih medali emas setelah memenangi all Indonesian final melawan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti dengan skor 21-23, 21-15, 21-18.
"Saya punya target pada Kejuaraan Dunia Junior 2017. Namun, saya tak menyangka bisa jadi juara karena baru dipasangkan dengan Mentari," kata Rinov di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Gelar juara dunia menjadi penutup manis karier junior Rinov. Tahun depan, Rinov sudah naik ke level senior.
"Saya tak boleh cepat puas. Gelar ini baru awal. Menjadi juara dunia junior itu tak bermakna apa-apa, yang terpenting adalah prestasi di level senior. Saya harus bekerja lebih keras untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi," ujar Rinov.
Rinov mengaku termotivasi dengan kesuksesan mantan pasangannya, Apriyani Rahayu. Apriyani langsung meraih gelar super series pertama pada Prancis Terbuka, akhir pekan lalu, atau hanya berselang lima bulan setelah dipasangkan dengan ganda putri senior Greysia Polii.
Apriyani menjadi pemain Indonesia termuda yang menjadi juara turnamen super series dalam usia 19 tahun dan 183 hari.
"Saya sempat kaget melihat pencapaian Apriyani. Apalagi tahun lalu saya masih berpasangan dengan dia. Saya tentu ingin mengikuti jejaknya. Kesuksesan Apriyani menambah motivasi saya. Dia membuktikan seorang pemain junior bisa langsung berprestasi setelah naik ke level senior jika mau belajar dan bekerja keras," kata Rinov.
Menurut Rinov, salah satu faktor pendukung kemajuan pesat Apriyani adalah pasangan yang tepat. Di mata Rinov, Greysia mampu membimbing Apriyani sehingga potensinya bisa keluar.
"Pasangan menurut saya sangat penting. Partner yang lebih senior tentu bisa berbagi pengalaman dan membimbing pemain junior di lapangan. Saya sendiri tak punya preferensi harus berpasangan dengan pemain senior saat sudah naik level. Pelatih tentu lebih tahu siapa partner terbaik buat saya," kata Rinov.
Menurut sang pelatih, Nova Widianto, Rinov punya potensi besar untuk mengikuti jejak Apriyani. Nova mengatakan Rinov merupakan pemain yang komplet secara teknis. Hanya, Nova menilai Rinov masih punya dua kelemahan, yaitu tenaga pukulannya masih kurang dan sulit melawan diri sendiri.
"Benar kata pelatih, saya harus meningkatkan power untuk bersaing di level senior. Karena itu, saya merasa lebih nyaman bermain di ganda campuran ketimbang ganda putra karena kelemahan saya tak terlalu kentara. Namun, saya siap saja jika pelatih memutuskan saya bermain rangkap," ujar Rinov Rivaldy.