Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya pada sepak bola, isu skandal pengaturan skor kini tengah menerpa dunia basket Indonesia. Ironisnya, hal itu terjadi dalam kasta tertinggi kompetisi basket Indonesian Basketball League (IBL).
Sebelumnya, Selasa (21/11/2017), PP Perbasi menjatuhkan sanksi berat kepada delapan pemain dan satu ofisial tim IBL, Siliwangi Bandung, akibat pengaturan skor. Hukuman bervariasi dari lima tahun hingga dua tahun. Sanksi ini berlaku mulai 31 Oktober 2017.
Advertisement
Baca Juga
Mereka yang terkena sanksi larangan bermain di IBL adalah Ferdinand Damanik (lima tahun), Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono (masing-masing empat tahun), Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo (tiga tahun), dan Zulhilmi Faturrohman (dua tahun).
Namun, pada Rabu (22/11/2017), masih ada 13 nama yang juga tengah dalam penyelidikan. Perbasi masih mengumpulkan bukti-bukti sebelum memutuskan sanksi apa yang bakal mereka terima.
Menpora Terkejut
Skandal pengaturan tersebut juga telah mendapat respons dari Menpora Imam Nahrawi. Ia mengaku terkejut karena skandal itu tak hanya terjadi pada sepak bola saja, tapi juga dunia basket Indonesia.
"Saya sedih, ternyata pengaturan skor tidak hanya terjadi di sepak bola saja. Saya mengutuk keras tindakan pengaturan skor yang terjadi di basket ini. Perbasi harus bisa tegas mengusut tuntas kasus ini karena mencederai semangat olahraga yang menjunjung tinggi fairplay," ujar Menpora.
Ketua Perbasi Danny Kosasih sebelumnya mengaku telah bertemu dengan beberapa klub IBL. Ia sempat datang ke Satria Muda Britama dan bertemu dengan Erick Thohir selaku pemilik serta para pemainnya. CLS Knights Surabaya, Pelita Jaya Energy, dan Satya Wacana juga sudah ditemuinya.
Advertisement
Perbasi Siapkan Sanksi Berat
Jika ada yang kembali terbukti bersalah, Perbasi siap memberikan sanksi berat untuk para pelaku. Sanksi maksimal larangan bermain di IBL seumur hidup juga siap diberikan.
"Jangan sampai kejadian serupa terjadi lagi ke depannya di cabang olahraga mana pun. Kepada para atlet yang ikut andil dalam pengaturan skor ini, akui kesalahanmu dan bantu kami membongkar tuntas untuk mencari mafia kasus ini," kata Menpora.
Di lain pihak, Head of Legal Department, George Fernando Dendeng, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui aktor dari match fixing tersebut. Bandarnya disebut adalah orang Asia. Namun pihak Perbasi masih mencari bukti lebih dalam.