Liputan6.com, Jakarta Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, merupakan pemain sepak bola terbaik di planet ini bersama Lionel Messi. Keduanya sudah memenangi lima gelar Ballon d'Or.
Selain itu, Ronaldo merupakan pemain berhati malaikat. Dia rela bekerja keras sejak usianya masih 11 tahun untuk menyelamatkan kakaknya, Hugo Aveiro, yang kecanduan narkoba.
Advertisement
Baca Juga
Saat masih kecil, Hugo merupakan pemain street soccer yang sangat terkenal. Hugo dikenal sebagai striker yang memiliki kekuatan magis di kaki kirinya.
Sayangnya, bakat Hugo tenggelam karena lingkungan sekitarnya, terutama karena ayahnya, Dinis Aveiro, yang mabuk-mabukan dan kecanduan narkoba.
Hugo sering mencuri dan menjual barang-barang di rumahnya untuk membeli narkoba. Keseharian Hugo pun hanya main sepak bola, mabuk, menghisap narkoba, dan tidur. Kegiatan itu berulang setiap harinya.
Sementara Ronaldo memutuskan untuk menjadi seorang pesepak bola profesional, tanpa harus menjadi pemabuk dan pecandu narkoba.
Perjuangan Ronaldo Selamatkan Hugo
Pada usia 11 tahun, Ronaldo pindah ke Lisbon, bergabung dengan Akademi Sporting, meninggalkan tanah kelahirannya, Funchal. Ketika itu, dia mendapat bayaran sebanyak 170 pound sterling atau setara Rp 3 juta per bulan.
Di saat yang bersamaan, Hugo masuk rumah sakit akibat overdosis menggunakan narkoba. Mau tak mau, uang yang dihasilkan Ronaldo disalurkan semuanya untuk membantu pengobatan Hugo.
"Saya bekerja sebagai pembersih dan mendapat bayaran 400 pound sterling. Saya harus meminjam uang ke tetangga untuk membayar pengobatan Hugo ke klinik spesialis. Tapi untungnya, Ronaldo membantu saya," kata ibu Hugo dan Ronaldo, Dolores, seperti diberitakan The Sun.
Namun demikian, Hugo tak berhenti menggunakan narkoba. Puncaknya, saat Ronaldo berusia 16 tahun, Hugo hampir meregang nyawa akibat ulahnya itu. Lagi-lagi, uang yang dihasilkan Ronaldo menyelamatkan nyawa kakaknya dari kematian.
"Saat usianya sudah 16 tahun, dia mendapatkan lebih banyak bayaran. Tapi itu semua untuk kakaknya. Tidak diragukan lagi, uangnya menyelamatkan Hugo. Mungkin Hugo sudah tiada bila Ronaldo bukan seorang pemain bola," ujar Dolores.
Perjuangan Ronaldo tak sia-sia, Hugo akhirnya memilih berhenti memakai narkoba. Kini pria berusia 42 tahun itu memilih hidup sehat.
Advertisement
Kematian Dinis Bikin Ronaldo Terpukul
Dolores melanjutkan, kematian Dinis pada pada 5 September 2005 membuat Ronaldo terpukul. Ayah kandung Ronaldo itu meninggal karena kerusakan hati akibat alkohol.
Ketika sang ayah meninggal, Ronaldo baru dua tahun bergabung dengan Manchester United. Sebelum wafat, ayah Ronaldo sempat dirawat di sebuah rumah sakit di London, Inggris.
"Dinis mengirim dirinya sendiri ke kuburan dan membuat Ronaldo hancur. Berulang kali, Ronaldo membantunya sembuh, tapi Dinis terus mabuk dan memakai narkoba," ucapnya.
"Dini meninggal saat usianya masih 52 tahun, Ronaldo masih muda dan dia sangat dekat dengan ayahnya. Ronaldo ingin Dinis melihatnya sukses karena dia sangat mencintai ayahnya," ujar Dolores.
Cinta dan Benci Ronaldo untuk Dinis
Melalui akun Instagram pribadinya, Ronaldo pernah mengungkapkan rasa cinta dan benci kepada sang ayah. Dalam Instagram miliknya, Ronaldo menampilkan foto Jose Dinis untuk menghormati hari kelahirannya. Ronaldo juga berfoto bersama ketiga anaknya, Cristiano Jr serta si kembar Eva dan Mateo.
"Anda akan selalu bersama kami. Selamat ayah. Selamat kakek," ujar Ronaldo, pria berusia 32 tahun itu, sebagai keterangan foto.
Pemain Timnas Portugal itu membenci ayahnya karena kecanduan alkohol.
"Ayah saya pecandu alkohol. Dia bukan ayah yang saya impikan. Tapi saya sangat mencintainya, meski tidak pernah memiliki komunikasi yang baik," ucap Ronaldo.
Advertisement