Liputan6.com, Milan - Bek sekaligus kapten AC Milan, Leonardo Bonucci, kembali menceritakan tentang penyakit yang pernah dialami putranya, Matteo (3 tahun) pada tahun 2016. Ya, akibat sakit parah yang diderita anak keduanya itu, Bonucci sempat nyaris pensiun dini karena kesulitan membagi konsentrasi.
"Sebelum masuk ke ruang operasi, dia (Matteo) menatap saya dan mengaum seperti singa. Itulah kenangan yang paling jelas di ingatan saya dari hari yang menakutkan itu," ujar Bonucci kepada Vanity Fair, seperti dilansir Football Italia.
Advertisement
Baca Juga
Bonucci diketahui sangat menyayangi Matteo. Ketimbang sepakbola, ia lebih memprioritaskan anak yang lahir dari rahim Martina Maccari itu.
"Saya selalu bilang padanya bahwa dia adalah singaku. Jadi, meski keadaannya seperti itu, dia bisa tetap kuat untuk mengaum pada saya," kata Bonucci.
"Kami menghabiskan waktu bersama setelah Piala Eropa (2016) dan suatu pagi kami ketika kami bangun kami melihat Matteo berlaku aneh. Kami larikan dia ke rumah sakit dan dia tidak keluar selama 25 hari," kenang Bonucci.
Ayah Dua Anak
Beruntung, ketika itu, publik sepakbola Italia sangat berempati pada Bonucci. Tak cuma Juventus dan Timnas Italia yang memberikannya kebebasan untuk fokus merawat anaknya, para suporter klub lain pun turut memberikan dukungan kepadanya.
"Tentu saja, dalam situasi seperti itu, prioritas kita pasti berubah dan kita akan melihat segalanya dengan cara pandang yang lain. Kami beruntung karena semuanya berjalan baik pada akhirnya. Momen-momen seperti itu membuat kita semakin menyatu.
Bonucci menikah dengan Martina Maccari, mantan model Italia yang sudah lama dipacarinya, pada tahun 2011. Ia dikaruniai dua anak, yakni Lorenzo (lahir Juli 2012) dan Matteo (lahir Mei 2014).
"Saya bikin dua tato bergambar singa di lengan saya setelah rasa takut saya akan masa itu hilang. Matteo paling pemberani, sedangkan si Lorenzo selalu ingin tahu," ucap Bonucci.
Putra sulung Bonucci, Lorenzo dikenal sebagai fans Torino. Ia kini tenar di media sosial karena dukungannya terhadap rival Juventus itu.
"Istri saya tidak bilang pada saya kalau dia minta baju Torino, dia juga terlihat tidak membelikannya. Lalu ketika saya ajak dia menonton laga Derby Turin, tahu-tahu dia sudah berpakaian Granata (julukan Torino). Saya tertawa dan saya upload fotonya di medsos," terang bek 30 tahun itu.
Advertisement
Alasan Tinggalkan Juventus
Tak lama setelah Matteo pulih, Bonucci secara mengejutkan meninggalkan Juventus, dan bergabung dengan AC Milan. Tak butuh negosiasi panjang lebar, hanya dalam hitungan jam, ia langsung sepakat hengkang ke San Siro dengan nilai transfer 42 juta euro.
"Saya baca semuanya di media sosial. Ketika mereka menghina keluarga Anda, apalagi mereka tahu kalau ada masalah yang harus Anda hadapi, itu akan membuat darah Anda mendidih," jelasnya.
Kepergiannya dari Juventus juga mencuatkan spekulasi bahwa hubungannya dengan pelatih Massimiliano Allegri memang retak. Ya, Bonucci sempat bersitegang dengan mantan pelatihnya itu menjelang babak 16 besar Liga Champions musim lalu.
"Tidak ada yang benar dari apa yang tertulis di paruh babak Final Liga Champions," katanya.
Nyaris Gabung Zenit St Petersburg
Namun, jauh sebelum benar-benar bergabung dengan AC Milan, ia mengaku juga pernah berpikir untuk meninggalkan I Bianconeri di awal kariernya di Turin.
"Pada tahun pertama saya di Juventus, saya sering dicadangkan dan saya tidak senang dengan keadaan itu. Saya nyaris merampungkan transfer ke Zenit St Petersburg. Namun, istri saya menahan saya dan dia lah yang meyakinkan saya untuk bertahan," tutur bek Timnas Italia itu.
Selepas pensiun nanti, Bonucci mengaku ingin menjadi pelatih. Ia ingin mengikuti jejak para seniornya seperti Antonio Conte, Gennaro Gattuso, Vincenzo Montella, dan Simone Inzaghi yang kini melatih klub-klub besar.
"Saya ingin mencoba jadi pelatih. Namun sebelum itu, begitu karier saya usai, saya ingin jalan-jalan dulu bersama keluarga saya. Tujuan pertama saya adalah Peru," terang Bonucci. (Abul Muamar)
Advertisement