Liputan6.com, Surabaya- CLS Knights Indonesia harus mengakui keunggulan Saigon Heat pada lanjutan ASEAN Basketball League (ABL) 2017-2018, Minggu (18/2/2018). CLS kalah 88-93 dari wakil Vietnam itu.
Selepas laga melawan Saigon Heat, Managing Partner CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja turut menghadiri konferensi pers yang rutin dilaksanakan pada setiap game kandangnya.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum berbicara, ia sempat menunduk diam beberapa detik lamanya untuk menghimpun kata-kata yang akan ia coba utarakan kepada para media. Laga semalam memang menjadi milik tim asal Vietnam, Saigon Heat. Tapi ada guratan kekecewaan yang tertuang dalam penjelasannya, khususnya kepada tiga orang pengadil yang memimpin jalannya pertandingan ASEAN Basketball League saat CLS Knights Indonesia menghadapi Saigon Heat.
Sambil menarik nafas yang panjang, Itop, demikian biasa ia disapa, mengeluarkan komentarnya kepada awak media mengenai kinerja wasit yang hari ini disorot tidak hanya olehnya, namun juga oleh sebagian penonton yang hadir langsung di GOR Kertajaya.
“Buat saya hari ini seperti pelajaran basic matematika, delapan lebih besar dari angka lima. Mungkin kalian bisa menerjemahkannya sendiri. Para penonton yang melihat langsung di game tadi juga sudah pintar, mereka kecewa dengan beberapa keputusan wasit (bad call) yang sangat merugikan kami,” ujarnya.
Protes Harus Bayar
Hasil ini memang tidak bisa mengubah apapun. Salah seorang jurnalis yang sempat bertanya perihal rencana protes resmi Manajemen CLS Knights terhadap ABL, akhirnya mengerti bahwa kompetisi ABL memiliki aturan yang sudah ditetapkan dan ini merupakan konsekuensi yang harus dijalani oleh tim kebanggaan warga kota Surabaya.
“Untuk protes secara resmi, yang pertama kita harus transfer 5.000 USD dalam kurun waktu 30 menit setelah laga usai kepada pihak ABL. Iya kalo complain kita diterima, tapi kalo tidak? Bukan bermaksud menyudutkan, tiga menit akhir kuarter keempat khususnya, kinerja wasit yang memimpin di laga pertandingan kurang begitu jeli. Daripada saya ajukan protes resmi lebih, baik saya konsentrasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan. Masih banyak pekerjaan rumah kami yang harus di benahi,” paparnya lagi.
Meski demikian Itop pun juga sadar, mengikuti kompetisi dengan level yang lebih tinggi dengan jadwal yang ketat, membuat ia dan manajemen akan terus belajar dan juga berbenah untuk bisa membawa CLS Knights Indonesia meraih kemenangan lagi disetiap gamenya. Apalagi para fans basket di Indonesia maupun supporter mereka tidak sedikit yang kritis untuk mengometari di media sosial khususnya saat menderita kekalahan.
Advertisement