Jakarta, - Keberhasilan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di All England 2018 diraih dengan penuh perjuangan. Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, mengungkapkan ada dua kesulitan yang dihadapi pasangan ganda putra kebanggaaan Indonesia itu. Budi menyebut tantangan alam dan aturan baru menyulitkan Kevin/Marcus.
Kevin/Marcus keluar sebagai juara All England 2018 setelah pada partai final mengalahkan pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Pasangan berjuluk The Minions tersebut menang dengan skor 21-18 dan 21-17.
Advertisement
Baca Juga
- Juara All England, Kevin / Marcus Diguyur Bonus Rp 250 Juta
- Aturan Servis Bulutangkis dan BWF yang Mengada-ada
- Srikandi Cup: Ukir 32 Poin, Fanny Antar Tenaga Baru ke Semifinal
"Tantangan pertama itu cuaca. Ini kali pertama All England dilangsungkan di tengah badai salju," ujar Budi saat dijumpai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (20/3/2018).
"Kedua tentu aturan servis baru. Banyak pebulutangkis tinggi yang memanfaatkan aturan ini sehingga menyulitkan kontingen Indonesia, tidak hanya Kevin/Marcus," sambungnya.
BWF meluncurkan tiga aturan baru soal bulutangkis. Satu di antara peraturan yang telah dipraktikkan di All England 2018 adalah perubahan batas tinggi servis, yakni dari tinggi rusuk terbawah tiap pemain menjadi satu standard 115 cm dari permukaan lapangan.
Meski sempat terkendala aturan servis baru, Kevin/Marcus tetap mampu keluar sebagai juara All England 2018. Ini menjadi gelar kedua bagi The Minions setelah pada 2017 juga menjadi kampiun kompetisi bulutangkis tertua di dunia tersebut.