Variasi Calon Juara, Fenomena Unik Liga Champions Musim Ini

Semifinalis Liga Champions datang dari empat negara berbeda.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 12 Apr 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 17:15 WIB
Ditekuk Juventus, Penalti Ronaldo Loloskan Real Madrid
Pemain Real Madrid, Cristiano Ronaldo berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang Juventus pada leg kedua babak perempat final Liga Champions di Santiago Bernabeu, Rabu (11/4). Real Madrid melaju ke semifinal meski kalah 1-3 dari Juventus. (AP/Paul White)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena unik hadir pada semifinal Liga Champions musim ini. Para semifinalis datang dari empat negara berbeda.

Adalah Liverpool (Inggris), Bayern Munchen (Jerman), AS Roma (Italia), dan Real Madrid (Spanyol) yang berpeluang merebut gelar.

Komposisi ini tercipta meski tiga negara, yakni Spanyol (3), Inggris (2), dan Jerman (2) mengirim satu tim lebih di perempat final.

Representasi merata ini jarang terjadi di Liga Champions, terakhir kali pada 2009/2010. Ketika itu, empat tim yang saling sikut demi menduduki takhta Eropa mencakup Munchen, Olympique Lyon (Prancis), Inter Milan (Italia), dan Barcelona (Spanyol)

Sejak itu, semifinal Liga Champions setidaknya menghadirkan dua tim dari satu negara. Bahkan tiga edisi menghasilkan derby di final yaitu duel Jerman antara Munchen vs Borussia Dortmund (2012/2013) serta laga Spanyol yang melibatkan Real Madrid vs Atletico Madrid (2013/2014, 2015/2016).

Dominasi Satu Negara

Liga Champions, Barcelona, Chelsea
Chelsea merupakan satu dari lima tim Inggris di Liga Champions musim ini. (AP/Manu Fernandez)

Jika ditelisik lebih jauh, meratanya negara asal semifinalis pada era Liga Champions cuma tercipta tujuh kali, yakni 1993/1994-1998/1999 dan 2003/2004. Namun, patut diingat, setiap anggota UEFA hanya memasok satu tim hingga 1996/1997. Artinya, variasi peserta di semifinal pasti hadir.

Baru pada 1997/1998 satu negara boleh mengirim dua tim. Jumlahnya terus bertambah seiring ekspansi kompetisi. Bahkan satu negara dapat diwakili lima tim pada 2015/2016 menyusul perubahan peraturan di Liga Europa.

Rombongan tim satu negara tersebut pada akhirnya menghadirkan hegemoni. Tercatat lima kali negara peserta mengisi tiga dari empat termpat yang ada di semifinal.

Spanyol melakukannya pada 1999/2000 dengan Valencia, Barcelona, dan Real Madrid. Italia mengikuti lewat Juventus, AC Milan, dan Inter Milan di 2002/2003. Sedangkan Inggris mendominasi pada tiga edisi beruntun.

Di 2006/2007 dan 2007/2008, trio Chelsea, Manchester United (MU), dan Liverpool sukses menembus semifinal. Sementara MU, Liverpool, dan Arsenal masuk 4 besar pada 2008/2009.

Liga Europa Lebih Merata

Gol Cepat Koke Antar Atletico Madrid Kalahkan Sporting Lisbon
Pemain Sporting Lisbon William Carvalho mengontrol bola saat berhadapan dengan pemain Atletico Madrid Antoine Griezmann dalam pertandingan Liga Europa di stadion Metropolitano, Madrid (5/4). (AP Photo / Francisco Seco)

Fenomena unik Liga Champions tidak terlalu terlihat di Liga Europa. Distribusi rata calon juara terjadi dua kali dalam lima edisi terakhir, termasuk musim lalu.

Ajax Amsterdam (Belanda), Olympique Lyon (Prancis), Celta Vigo (Spanyol), dan MU bertarung memperebutkan gelar di semifinal. Gelar akhirnya dibawa pulang The Red Devils.

Hal sama dipastikan berlanjut pada 2017/2018 karena delapan tim tersisa datang dari negara berbeda. Mereka adalah RB Leipzig (Jerman), Olympique Marseille (Prancis), Arsenal (Inggris), CSKA Moscow (Rusia), Atletico Madrid (Spanyol), Sporting CP (Portugal), Lazio (Italia), dan Red Bull Salzburg (Austria).

Tidak Membosankan

Variasi asal peserta Liga Champions musim ini patut disambut baik agar kompetisi tidak jadi membosankan. Terutama kehadiran Liverpool, terakhir kali masuk semifinal pada 2007/2008, dan AS Roma, yang debut di 4 besar.

Meski, potensi dominasi tetap ada. Real Madrid berpeluang mengamankan titel untuk kali ketiga secara beruntun. Jika demikian, tim Spanyol akan menjuarai Liga Champions sejak 2013/2014.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya