3 Tim Ini Rebut Juara Liga Italia Secara Dramatis

Juventus berpeluang menjadi juara Liga Italia musim ini.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 22 Apr 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2018, 19:00 WIB
Juventus, Crotone, Serie A
Juventus (AP/Albano Angilletta)

Liputan6.com, Turin - Juventus dan Napoli bersaing sengit memperebutkan gelar juara Liga Italia musim ini. Juventus untuk sementara memimpin persaingan dengan duduk di puncak klasemen.

Bianconeri -julukan Juventus- mengoleksi 85 poin, unggul empat poin atas Napoli yang duduk di peringkat kedua. Liga Italia musim ini tinggal menyisakan lima pertandingan lagi.

Persaingan merebut scudetto Liga Italia musim ini pun semakin terasa seru karena Juventus masih akan bertemu Napoli, Senin (23/4/2018) di Stadion Allianz. Pada pertemuan edisi pertama, Juventus menang tipis 1-0 atas Napoli.

"Tinggal lima pertandingan lagi, jadi ini tergantung pertandingan di Turin nanti. Ini pertandingan sulit, seperti bermain di Paris atau Manchester," kata pelatih Napoli, Maurizio Sarri seperti dilansir Soccerway.

Kendati demikian, Napoli tak perlu berkecil hati. Pasalnya, ada beberapa tim yang berhasil membalikkan keadaan.

Siapa saja tim tersebut, berikut seperti dilansir Soccerway.

 

 

 

AC Milan musim 1998/99

alberto-zaccheroni-140223c.jpg
Mantan Pelatih AC Milan, Alberto Zaccheroni, berjasa mempersembahkan trofi scudetto musim 1998/99

AC Milan berpesta di akhir musim 1998/99 setelah keluar sebagai juara dengan 70 poin. Milan cuma unggul satu poin dari Lazio yang ada di peringkat kedua.

Tak ada yang memprediksi AC Milan bakal keluar sebagai juara. Pasalnya, Fiorentina lah yang keluar sebagai juara paruh musim.

Namun perjalanan La Viola terganggu dengan cederanya Gabriel Batistuta. Pengganti Batistuta, Edmundo memillih hengkang ke Rio Carnival ketimbang menggantikan Batistuta.

Pada Februari, Lazio muncul sebagai kandidat kuat juara setelah meimpin tujuh poin dan tak terkalahkan dalam 15 pertandingan. Namun Lazio kalah beruntun dari AS Roma dan Juventus.

Situasi itu membuat AC Milan diuntungkan. Pada pertandingan pekan terakhir, Lazio menang, namun AC Milan juga menang 2-1 atas Perugia.

Lazio 1999/2000

Sven Goran Eriksson (whatculture)
Sven Goran Eriksson, pelatih Lazio saat meraih scudetto 1999/2000 (whatculture)

Lazio tak perlu menunggu waktu lama untuk menjadi juara. Satu musim setelahnya, Lazio menebus kesalahan dengan keluar sebagai kampiun.

Di musim ini, Juventus kembali muncul sebagai salah satu kandidat kuat juara. Mereka bahkan memimpin sembilan poin, dengan liga hanya menyisakan delapan pertandingan lagi.

Drama terjadi pada pekan ke-35 saat Juventus bertandang ke Perugia, sementara Lazio meladeni Regina. Pertandingan Juventus tertunda karena hujan deras dan membuat wasit Pierluigi Collina menunda sepak mula babak kedua.

Di saat yang sama, Lazio telah keluar sebagai pemenang atas Regina dengan skor 3-0. Juventus pada akhrinya menyerah 0-1 dari Perugia. Lazio pun keluar sebagai juara dengan hanya unggul satu poin atas Juventus.

Juventus 2001/02

marcelo-lippi-130129c.jpg
Marcelo Lippi, pelatih Juventus saat scudetto 2001/02

Liga Italia musim 2001/02 menjadi momentum bagi Juventus membalas dendam. Meskipun demikian, Juventus harus berjuang keras untuk memastikan gelar juara.

Pasukan Marcelo Lippi sempat terperosok ke peringkat keenam setelah tanpa kemenangan dalam enam pertandingan. Situasi semakin rumit bagi Juventus kala Roma dan Inter melesat mulus.

Jelang pekan-pekan terakhir, Inter semakin berada di atas angin. Mereka hanya butuh kemenangan atas Lazio.

Namun Dewi Fortuna rupanya belum memihak Inter usai mereka kalah 2-4 dari Lazio. Di tempat terpisah, Juventus menang atas Udinese, sementara Roma menang tipis 1-0 atas Torino.

Juventus juara dengan 71 poin, hanya unggul satu poin dari peringkat kedua, AS Roma. Inter lalu finis di peringkat ketiga dengan 69 poin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya