Ibu Dihujat Suporter, Striker Iran Mundur dari Timnas

Sardar Azmoun memutuskan mundur dari Timnas Iran selepas Piala Dunia 2018 akibat sang ibunda terdampak hujatan yang diarahkan kepadanya.

oleh Aning Jati diperbarui 29 Jun 2018, 19:35 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 19:35 WIB
Sardar Azmoun
Pemain timnas Iran, Sardar Azmoun bereaksi pada matchday ketiga Grup B melawan Portugal di Mordovia Arena, Saransk, Selasa (26/6). Iran tersingkir dari putaran Piala Dunia 2018 setelah hanya bisa menahan imbang Protugal 1-1. (AP/Pavel Golovkin)

Jakarta - Tak lama setelah tersingkir dari Piala Dunia 2018 dan kembali ke Iran, striker muda Sardar Azmoun mengambil keputusan pelik. Di usianya yang relatif masih muda, 23 tahun, Sardar Azmoun memutuskan mundur dari Timnas Iran.

Keputusan Sardar Azmoun didasari kondisi kesehatan sang ibunda. Azmoun menuturkan, sang ibu sudah lama jatuh sakit. Namun, belakangan kondisi kesehatannya semakin memburuk setelah mengetahui putra tercinta menerima banyak hinaan dan cacian dari fan.

"Bermain di timnas merupakan sebuah kehormatan bagi saya dan saya akan selalu bangga dengan diri saya atas pencapaian ini hingga akhir hayat. Sayangnya, saya sampai pada keputusan untuk mengucap selamat tinggal pada timnas," ujar Azmoun melalui media sosial personalnya.

"Ini menjadi keputusan hidup paling menyakitkan dan signifikan bagi seorang pemuda 23 tahun, yang menghadapi perjuangan berat untuk sampai tahap ini," lanjutnya.

Kalangan pendukung menilai Azmoun tidak menampilkan performa terbaik di lini depan Iran ketika menjalani penyisihan Grup B, yang membuat Iran gagal melaju ke babak 16 besar.

Iran hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup B dengan poin empat hasil menang 1-0 atas Spanyol 1-1 dan bermain 1-1 kontra Spanyol.

Saat fase kualifikasi Piala Dunia 2018, Azmoun memperlihatkan ketajaman dengan keluar sebagai top scorer tim. Namun, saat di Rusia, ia gagal mencetak satu gol pun. Ia lantas jadi sasaran ketidakpuasan suporter yang menghujaninya dengan komentar keras serta bernada negatif.

 

 

Pukulan bagi Timnas Iran

"Ibu saya sudah berhasil melewati penyakit serius dan saya bahagia, tapi sayangnya, karena kekejaman beberapa orang, penghinaan yang diarahkan pada saya dan rekan satu tim saya yang sama sekali tak layak, membuat penyakitnya semakin parah."

"Hal ini menempatkan saya pada posisi sulit, di mana saya harus memilih satu atau yang lain, dan sebagai hasilnya, saya memilih ibu saya," ungkap Azmoun.

Pemain Iran Sardar Azmoun berusaha melewati pemain Maroko Noureddine Amrabat saat bertanding pada grup B Piala Dunia 2018 di St Petersburg Stadium, Rusia, (15/6). Iran menang tipis 1-0 berkat gol bunuh diri Aziz Bouhaddouz. (AP Photo/Andrew Medichini)

Sardar Azmoun merupakan satu di antara beberapa talenta muda penuh bakat yang dimiliki Timnas Iran. Ia tercatat hijrah ke Rusia dengan bergabung bersama Rubin Kazan pada usia 18 tahun. Bakatnya menarik klub-klub besar Eropa, namun ia memilih setia bertahan di Kazan.

Pengunduran diri Sardar Azmoun dari posisi di timnas diyakini jadi pukulan bagi Timnas Iran dan bahkan sepak bola Asia lantaran ia digadang-gadang jadi pengganti legenda sepak bola Iran, Ali Daei.

Sumber: Reuters

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya