Ganggu Final Piala Dunia 2018, Band Punk Pussy Riot Dihukum Penjara 15 Hari

Pussy Riot menerobos masuk ke lapangan pada final Piala Dunia 2018.

oleh Rizki Hidayat diperbarui 17 Jul 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2018, 13:45 WIB
Aksi Panggung Band Punk Rusia, Pussy Riot
Petugas keamanan menarik penyusup wanita pada pertandingan sepak bola final Piala Dunia 2018, Prancis melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskow (15/7). Penyusup diketahui merupakan grup band punk Rusia, Pussy Riot. (AP Photo / Martin Meissner)

Moskow - Empat personel band punk Rusia, Pussy Riot bikin heboh di laga final Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Minggu (15/7/2018). Mereka menerobos masuk ke lapangan saat laga Prancis vs Kroasia berlangsung.

Tingkah mereka pun jadi pembicaraan di mana-mana. Namun, nahas, kini mereka harus menerima sanksi hukuman dari pengadilan Moskow berupa kurungan penjara selama 15 hari.

Keempat anggota Pussy Riot tersebut adalah Veronika Nikulshina, Olga Pakhtusova, Olga Kurachyova, serta satu-satunya personel pria, Pyotr Verzilo.

Dalam laga yang dihelat di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7/2018) malam WIB, nama-nama tersebut masuk ke lapangan pada awal babak kedua dan memakai seragam polisi Rusia.

Setelah sempat berlarian di antara pemain Prancis dan Kroasia, aksi keempatnya dapat dihentikan petugas keamanan. Laga kembali dilanjutkan dan akhirnya dimenangkan timnas Prancis dengan skor 4-2.

Satu di antara personel Pussy Riot, Olga Kurachyova, mengaku aksi tersebut untuk menyuarakan kebebasan berbicara dan mengutuk FIFA yang mendukung kepemimpinan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"FIFA kini teman kepala negara (Rusia) yang melakukan penindasan, serta juga melanggar hak asasi manusia," ujar Kurachyova.

Tak Ingin Ganggu

Aksi Panggung Band Punk Rusia, Pussy Riot
Dua penyusup menerobos memasuki lapangan pada pertandingan sepak bola final Piala Dunia 2018, Prancis melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskow (15/7). Penyusup diketahui merupakan grup band punk Rusia, Pussy Riot. (AP Photo / Thanassis Stavrakis)

Kurachyova, bersama kawan-kawannya sebenarnya tak ingin mengganggu ajang final Piala Dunia 2018. Namun, mereka menganggap itu sebagai ajang yang tepat untuk menyuarakan maksud mereka.

"Sangat disayangkan kami mengganggu para olahragawan. FIFA terlibat dalam permainan yang tidak adil, sayangnya," lanjut Kurachyova.

 

Protes Putin

Selain di final Piala Dunia 2018 , personel Pussy Riot juga pernah melakukan protes kepada Putin di sebuah gereja pada 2012. Alhasil, keempatnya pun harus mendekam di balik jeruji besi.

Sumber: Sky Sports

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya