Jakarta CEO Bali United Yabes Tanuri mengakui timnya sudah banyak mendapatkan tawaran pelatih. Pelatih-pelatih asing pun mulai menawarkan jasa, namun Bali United punya syarat utamanya dalam hal gaji.
Posisi pelatih kepala Bali United saat ini sedang lowong. Hal itu terjadi setelah Widodo Cahyono Putro mengundurkan diri atas kesepakatan bersama pada Kamis (29/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dengan Liga 1 2018 yang menyisakan satu laga lagi, manajemen menunjuk asisten pelatih Eko Purdjianto sampai akhir musim. Posisi pelatih Bali United yang lowong menyita perhatian sejumlah agen yang mulai menawarkan kliennya kepada manajemen Pasukan Tridatu.
Nama-nama yang kabarnya berminat menukangi Bali United musim depan, seperti mantan pelatih Persipasi Bandung Raya, Pieter Huistra, legenda sepak bola Brasil, Roberto Carlos, hingga hingga pelatih Timnas Filipina, Sven-Goran Eriksson.
Menggunakan pelatih top dan berpengalaman tentu membuat Bali United harus merogoh kocek dalam, khususnya dalam hal gaji. Akan tetapi, Yabes Tanuri mengaku pihaknya tetap akan menetapkan batas maksimum gaji demi menjaga kesehatan keuangan tim.
"Pastinya kami menerapkan standar gaji maksimal. Kami tidak mau kalau tidak pakai bujet maksimal. Kami tidak mau menawarkan melebihi bujet yang ada," kata Yabes Tanuri kepada Bola.com, Senin (3/12/2018).
Jaga Keseimbangan
Yabes Tanuri menyebut, penerapan anggaran gaji maksimal untuk pelatih dilakukan untuk menjaga keseimbangan keuangan. Bali United tidak ingin membayar pelatih terlalu tinggi, namun nantinya malah mengorbankan gaji pemain.
"Nanti yang ada kami tidak membayar gaji. Kalau tidak bayar gaji, nanti kami pusing. Pada keluar pemainnya. Kalau pemain keluar, nanti pertengahan musim kami mengalami masalah seperti klub-klub musim ini," kata Yabes Tanuri.
Advertisement