3 Pernyataan Kontroversial Mourinho Soal MU yang Jadi Kenyataan

Mourinho dipecat manajemen MU setelah kalah 0-3 dari Liverpool di Andfield Stadium, Desember 2018 dan posisinya digantikan Ole Gunnar Solskjaer.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 26 Apr 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 19:00 WIB
3 Alasan Manchester United Segera Pecat Jose Mourinho
Mantan manajer MU, Jose Mourinho. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Manchester - Jose Mourinho merupakan mantan pelatih Manchester United (MU). Dia memimpin MU pada 1 Juli 2016 hingga 18 Desember 2018.

Selama 900 hari bersama Setan Merah, sebutan MU, Mourinho memimpin dalam 144 pertandingan. Pria asal Portugal itu mencatatkan 84 kemenangan, 31 hasil imbang, dan 29 kekalahan.

Mourinho dipecat manajemen MU setelah kalah 0-3 dari Liverpool di Andfield Stadium, Desember 2018. Posisinya pun digantikan oleh Ole Gunnar Solskjaer.

Sebelum dipecat oleh manajemen, Mourinho pernah melontarkan pernyataan kontroversial soal MU. Menariknya tak semua fans Setan Merah mempercayainya.

Namun kini, ucapan Mourinho itu menjadi kenyataan setelah rangkaian buruk yang dialami Setan Merah. Teranyar, MU menelan tiga kekalahan beruntun, dua di antaranya di ajang Liga Inggris.

Berikut tiga pernyataan Mourinho soal MU yang menjadi kenyataan, seperti dikutip dari Manchester Evening News. Simak di halaman selanjutnya.

 

MU Sudah Menurun

Barcelona Vs Manchester United
Striker Barcelona, Lionel Messi, berusaha melewati pemain Manchester United pada laga Liga Champions 2019 di Stadion Camp Nou, Selasa (16/4). Barcelona menang 3-0 atas Manchester United. (AP/Joan Monfort)

Pada September 2017, pria berusia 56 tahun itu mengatakan, performa Setan Merah sudah menurun drastis. Bahkan, dengan tegas dia mengatakan MU sudah tidak berevolusi lagi.

"Klub ini tidak ada lagi evolusi. Di klub lain, evolusi terus terjadi. Kami berhenti di tempat yang seharusnya menjadi aspek kesuksesan klub ini. Itu merupakan periode yang cukup kosong di dalam klub."

Banyak yang menolak ucapan ini karena MU penuh dengan talenta hebat. Namun sekarang, hal tersebut terbukti benar. Bahkan, faktanya, MU tidak bisa berkutik saat dikalahan Everton dengan skor telak 0-4 di Goodison Park, pekan lalu.

 

Butuh Kesabaran dan Ketenangan

Manchester United (MU)
Romelu Lukaku dan Marcus Rashford terlihat lemas usai Manchester United (MU) kalah 0-2 dari Arsenal pada pekan ke-30 Liga Inggris di Emirates Stadium, Minggu (10/3/2019). (AP Photo/Tim Ireland)

Desember 2017, Mourinho mengatakan, MU tidak membutuhkan uang untuk kembali berevolusi. Pria yang mempersembahkan gelar Liga Europa pertama untuk MU itu menyebut tim asal Manchester tersebut hanya butuh kesabaran dan ketenangan.

"Saya tidak ingin mengambil kredit dari apa yang Manchester City lakukan. Apakah kami bisa bersaing bersama mereka? Mungkin bisa, tapi sulit. Jika Anda tidak punya keuangan yang kuat, maka Anda butuh potensi. Namun, jika klub punya keuangan yang tidak terbatas, maka yang dibutuhkan untuk bisa bersaing adalah sabar, tenang, dan waktu," katanya.

Sejak menjadi manajer MU, Mourinho mendatangkan beberapa pemain top. Bahkan, sempat menjadikan Paul Pogba menjadi pemain termahal dunia. Tak hanya itu, Alexis Sanchez, yang dibarter dengan Henrikh Mkhitaryan, menerima gaji tertinggi di skuat Setan Merah.

Namun dengan kondisi sekarang, semua uang yang dikeluarkan manajemen MU tidak berguna. Sanchez bahkan, tidak memiliki kontribusi apa-apa dalam permainan Setan Merah.

 

Tim Lemah

Wolverhampton Wanderers v Manchester United
Para pemain Wolverhampton merayakan gol ke gawang Manchester United. (AFP/Paul Ellis)

Juli 2018, Mourinho mengeluarkan pernyataan yang membuat fans MU naik pitam. Dia menyebut Setan Merah merupakan tim yang lemah bila dibandingan raksasa Liga Inggris lainnya.

"Ini bukan skuad kami. Setengahnya bahkan bukan skuad saya, atau bahkan 30 persennya. Saya ingin dua pemain lagi. Namun saya berpikir tidak mungkin mendapatkan dua pemain. Mungkin hanya satu. Saya sudah memberi klub daftar lima pemain yang ingin saya mau bulan lalu."

"Kami tim Inggris terakhir yang bisa juara di Eropa. Saya memenangi delapan gelar, saya satu-satunya orang yang bisa juara di Inggris, Spanyol, dan Italia. Posisi kedua musim lalu adalah prestasi terbaik yang pernah saya raih di sepakbola," papar pria asal Portugal tersebut.

Ucapan ini dikeluarkan Mourinho ketika United bermain buruk selama pra-musim. Sayangnya, Mourinho tidak didukung oleh manajemen untuk membangun kekuatannya sendiri. Mereka malah mendatangkan Fred yang habis dari Piala Dunia, Dalot yang cedera, serta Lee Grant yang sudah tua.

Pernyataan Mourinho kini terbukti benar. Terlebih, selain menelan tiga kekalahan secara beruntun, lini depan MU juga tidak berhasil mencetak gol.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya