Liputan6.com, Milan - Milan Skriniar membuktikan kesetiaannya dengan Inter Milan. Meski digoda Manchester United (MU) dan Manchester City, tapi dia dikabarkan memilih untuk bertahan dengan klub yang sudah membesarkan namanya ini.
Skriniar telah membuktikan bahwa dirinya tidak salah direkrut oleh Inter Milan dari Sampdoria pada tahun 2017 lalu. Selama dua musim berturut-turut, pemain asal Slovakia tersebut tampil konsisten dan tak tergantikan di lini pertahanan.Â
Baca Juga
Advertisement
Total 46 pertandingan yang ia lakoni di semua ajang telah membukitkan betapa pentingnya kehadiran Skriniar bagi Inter Milan. Hal itu pula yang membuat banyak klub besar kepincut untuk menggunakan jasanya, seperti Manchester United dan Manchester City.
Namun dua klub sekota itu harus siap gigit jari. Pasalnya kesetiaan Skriniar kepada Inter Milan sudah terlalu besar untuk dibendung. Saat berbicara kepada Sky Sports, ia menegaskan bahwa dirinya tak tertarik berganti seragam pada musim panas ini.
"Saya selalu berkata bahwa saya ingin bertahan di sini. Saya senang bisa berada di sini," kata Skriniar.
Â
Â
Faktor Conte
Salah satu hal yang membuatnya semakin mantap tinggal di San Siro adalah kehadiran Antonio Conte di kursi kepelatihan. Katanya, ia sudah bisa berekspektasi lebih begitu mantan nahkoda Chelsea tersebut memulai sesi latihan perdananya.
"Ada keinginan yang kuat untuk berkembang. Latihannya sangat kuat dan baik, serta ini penting: kami sudah tahu apa yang bisa diharapakan dari pelatih baru dan kami langsung melihatnya sejak latihan pertama," lanjutnya.
Advertisement
Inter Incar Scudetto
Dengan adanya Conte, Skriniar jadi semakin termotivasi untuk mengerahkan kemampuan maksimumnya di sesi latihan. Dan dari pernyataannya, diketahui bahwa Inter Milan memasang target tinggi pada musim 2019-2020 mendatang.
"Apa yang kami tahu adalah kami harus berlatih sejak hari pertama dengan maksimal sebab tujuan kami adalah berjuang untuk posisi pertama," tandasnya.
Di musim 2018-2019 lalu, Inter Milan berhasil finis di peringkat empat klasemen akhir Serie A. Mereka berhasil meraih 20 kemenangan dan sembilan kekalahan dari 38 pertandingan. Total, tim yang dibesut oleh Luciano Spalletti pada saat itu mengoleksi 69 poin.
Sumber: Bola.net