Liputan6.com, Doha - Pelari wanita asal Afrika Selatan, Caster Semenya dilarang tampil di Kejuara Dunia Atletik di Doha, Qatar, September mendatang. Hal itu karena Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) menilai Semenya memiliki kadar hormon testosteron tinggi.
Caster Semenya merupakan juara bertahan lari 800 meter di kejuaraan dunia atletik. Dia juga peraih medali emas Olimpiade 2012 dan 2016 untuk nomor lari 800 meter putri.
Advertisement
Baca Juga
Hakim di Swiss menolak penangguhan sementara aturan kontroversial IAAF tentang kadar hormon testosteron. Putusan ini membuat Caster Semenya tidak bisa berkompetisi di kejuaraan-kejuaraan atletik lain.
Dalam keterangannya, IAAF mengklaim hanya berusaha menjamin kompetisi yang adil untuk semua wanita. Mereka menyatakan bahwa para atlet DSD seperti Semenya, yang lahir dengan kromosom "46 XY" dan bukannya kromosom XX seperti kebanyakan dimiliki kaum wanita, dianggap diuntungkan, karena level testosteron mereka yang memang masuk kategori laki-laki.
Pelari berusia 28 tahun itu mengaku sangat kecewa tidak dapat mempertahankan gelarnya di kejuaraan dunia atletik. Namun, Caster Semenya berjanji untuk memperjuangkan haknya.
"Hal ini tidak akan menghalangi saya untuk terus berjuang demi hak asasi manusia semua atlet putri," terang Caster Semenya, seperti dilansir AFP.
Semenya sendiri tengah mengajukan banding kepada Mahkamah Arbitrase Olahraga CAS. Dia berharap bisa memenangkannya demi kelanjutan kariernya di dunia atletik.
Perjuangkan Hak
"Kami akan terus memperjuangkan banding Semenya dan berjuang demi hak asasi manusia fundamentalnya. Lomba selalu ditentukan oleh garis finis," ujar pengacara Semenya, Dorothee Schramm.
Semenya diketahui terlibat persengketaan keras dengan Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF), yang hanya bisa diakhiri oleh vonis CAS di Swiss atas upaya banding Semenya.
Advertisement
Sifat Maskulin
Semenya diklasifikasikan wanita. Dia dibesarkan secara wanita dan berlomba di olahraga atletik sebagai wanita. Tetapi bagi IAAF tidak demikian.
Perempuan seperti Semenya dinilai punya sifat maskulin tertentu akibat perbedaan perkembangan seksual (DSD), secara biologis diklasifikasikan sebagai laki-laki. Pandangan ini ditentang habis- habisan oleh induk organisasi atletik Afrika Selatan.
Saksikan video pilihan di bawah ini