Kebobolan 16 Gol, 3 Faktor Ini Bikin Real Madrid Kian Terpuruk

Lini tengah Real Madrid mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Parahnya, Madrid sudah kebobolan 16 gol.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 01 Agu 2019, 07:15 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 07:15 WIB
Atletico Madrid vs Real Madrid
Gelandang Real Madrid, Toni Kroos kecewa ketika Atletico Madrid mencetak gol ke tujuh selama laga International Champions Cup 2019 di Arena Stadium Metlife, New Jersey (27/7/2019). Atletico menang telak 7-3 atas Real Madrid. (AFP Photo/Johannes Eisele)

Liputan6.com, Jakarta Real Madrid menjalani pramusim yang sangat buruk. Meski sukses mengalahkan Fenerbahce, skuat asuhan Zinedine Zidane lemah dalam pertahanan dengan kebobolan 16 gol di empat pertandingan.

Sebelum mengalahkan Fenerbahce, Kamis (1/8/2019) dini hari WIB, Real Madrid menderita tiga hasil negatif dan sekali imbang.

Pil paling pahit yang dirasakan Real Madrid adalah ketika dipermalukan rival satu kota Atletco. Mereka benar-benar tak berdaya menghadapi Diego Costa dan kawan-kawan sehingga kebobolan tujuh gol.

Berikut tiga alasan mengapa Real Madrid belum meyakinkan pada pramusim 2019/2020:

Kalah di Lini Tengah

Real Madrid-Luka Modric
Gelandang Real Madrid, Luca Modric berusaha mengontrol bola dari kawalan pemain Gremio, Michel saat bertanding di pertandingan final Piala Dunia Antarklub 2017 di stadion Zayed Sports City di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, (16/12). (AP Photo / Hassan Ammar)

Dalam lima tahun terakhir, lini tengah Real Madrid telah membedakan dirinya sebagai yang terbaik di planet ini. Casemiro, Luka Modric, dan Toni Kroos semuanya memainkan peran penting dalam membawa tiga trofi Liga Champions berturut-turut ke Bernabeu.

Namun, lini tengah terakhir Real Madrid yang tak bernoda telah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Situasi ini terlihat sangat mencolok selama pramusim, dan pertandingan melawan Totttenham menjadi contoh terakhir.

Meski Casemiro, yang telah absen usai masa istirahat panjang, kembali lagi, itu hanya akan meningkatkan nasib Real Madrid sangat kecil. Posisi Kroos mungkin bisa saja diganti Paul Pogba dalam beberapa hari mendatang.

Serangan Tidak Efektif

Real Madrid Vs Eibar
Striker Real Madrid, Karim Benzema, melakukan selebrasi usai membobol gawang Eibar pada laga La Liga di Stadion Santiago Bernabeu, Sabtu (6/4). Real Madrid menang 2-1 atas Eibar. (AP/Paul White)

Serangan Real Madrid sejauh ini belum meyakinkan, termasuk saat menderita kekalahan terakhir dari Tottenham. Tekanan Karim Benzema atau Eden Hazard jarang menyulitkan Hugo Lloris atau Paul Gazzaniga, yang mengawal gawang Spurs.

Statistik mengungkapkan bahwa Real Madrid hanya memiliki 22 tembakan, dan faktanya mengerikan, karena hanya dua yang tepat sasaran.

Intinya, dalam 90 menit, penjaga gawang Tottenham hanya melakukan dua penyelamatan dan ini adalah hasil yang buruk dari tim yang menyombongkan jasa Hazard, Benzema, dan Vinicius Jr.

Musim lalu, Real Madrid sangat menderita karena mereka tidak mencetak gol. Dan, ini jadi alasan mereka merekrut Hazard dan Luka Jovic.

Keseimbangan Tim

Karim Benzema
Karim Benzema. (AFP/Javier Soriano)

Sepanjang sejarah, Real Madrid telah mencapai kesuksesan luar biasa tanpa kerja tim yang jelas. Mereka lebih fokus dengan permainan individualistik.

Hal itu kembali terlihat di laga versus Spurs. Saat Real Madrid berjuang untuk menunjukkan kohesi dan keseimbangan tim, Tottenham adalah tim yang sangat unggul. Mereka bisa menentukan tempo permainan, sehingga membuat Real Madrid harus mengikuti gaya mereka.

Secara keseluruhan, Tottenham adalah tim yang lebih baik daripada Real Madrid. Dan, hasil akhirnya adalah refleksi yang adil dari pertandingan (meskipun Spurs sebenarnya bisa mendapatkan lebih banyak gol).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya