Striker Chelsea Jadi Korban Pelecehan Rasial Saat Lawan Liverpool di UEFA Super Cup

Chelsea kalah dari Liverpool lewat adu penalti dalam laga UEFA Super Cup, Tammy Abraham jadi pemain yang gagal saat penalti.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2019, 06:20 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 06:20 WIB
Kekecewaan Pemain Chelsea Gagal Juara Piala Super Eropa
Penyerang Chelsea, Tammy Abraham tertenduk lesu usai gagal mengeksekusi tendangan penalti saat melawan Liverpool pada pertandingan Piala Super Eropa 2019 di Besiktas Park, di Istanbul (15/8/2019). Chelsea kalah lewat adu penalti atas Liverpool 5-4 (2-2). (AP Photo/Emrah Gurel)

Liputan6.com, Istanbul - Kasus rasialisme belum juga hilang dari dunia sepak bola. Kali ini yang menjadi korbannya adalah penyerang muda Chelsea, Tammy Abraham, dalam laga UEFA Super Cup belum lama ini.

Seperti yang diketahui, Chelsea dipertemukan dengan Liverpool dalam ajang yang mempertemukan juara Liga Champions dan Liga Europa itu. Pertandingan tersebut digelar pada hari Kamis (15/8/2019) di Stadion Vodafone, Istanbul, Turki.

Tammy masuk di babak kedua sebagai pengganti, dan sempat mencuri perhatian karena berjasa memberikan penalti kepada Chelsea di babak perpanjangan waktu. Namun, ia justru jadi biang kerok kekalahan the Blues dalam drama adu penalti.

Sang pelatih, Frank Lampard, coba memberinya semangat usai laga. "Tammy harus menegakkan kepalanya. Itu adalah risiko yang tidak terpisahkan dari seorang pemain top," tuturnya dikutip dari BT Sport.

Berbeda dengan Lampard, publik tampaknya tak bisa menunjukkan reaksi yang lebih baik. Mereka menghujani Tammy dengan cacian berbau rasialisme melalui media sosial. Tindakan tersebut mendapat perhatian dari organisasi anti-diskriminasi, Kick it Out.

Kick it Out tak bisa tinggal diam melihat kasus rasialisme kembali terjadi, terlebih setelah masalah tersebut sudah ramai diperbincangkan pada musim lalu. Mereka mengajak masyarakat untuk tidak mengulangi masalah yang tak kunjung usai itu.

"Pelecehan seperti itu sekarang semakin mudah untuk diprediksi, tapi tidak mengurangi rasa jijiknya," tutur juru bicara organisasi, seperti yang dikutip dari Goal Interational.

"Kami mengirimkan dukungan kepada Tammy dan mengulangi seruan kami kepada Twitter dan perusahaan media sosial lainnya untuk menekan tingkat kasus ini," lanjutnya.

"Ini adalah seruan untuk bertindak - kami ingin tahu apa yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah berbahaya ini," tegasnya.

 

Bahan Perbincangan

Chelsea Bungkam Barcelona di Laga Pramusim
Pemain Chelsea Tammy Abraham jadi korban pelecehan rasialisme di laga UEFA Super Cup 2019. (AP Photo/Shuji Kajiyama)

Pada musim lalu, kasus rasialisme terus menjadi bahan perbincangan. Sejumlah pemain dari berbagai belahan negara mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan baik melalui media sosial maupun secara langsung.

Pemain Manchester City, Raheem Sterling, menjadi korban dari kasus ini saat klubnya menghadapi Chelsea di ajang Premier League. Lalu ada Kalidou Koulibaly, yang diejek secara tak senonoh oleh penggemar Inter Milan dalam laga Serie A.

Kasus di Inggris

Penyerang muda Juventus yang kini memperkuat Everton, Moise Kean, sempat membalas perlakuan rasialis dari fans Cagliari beberapa bulan lalu. Striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, pun tidak lolos dari aksi yang memalukan tersebut.

Sementara itu, di Inggris sudah terjadi sedikitnya empat kasus rasialisme yang menimpa beberapa pemain. Mereka adalah James McClean (Stoke City), Theo Robinson (Coventry), Bambo Diaby (Barnsley) dan saudari bek Fulham, Cyrus Christie.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya