Indonesia Open 2019: PB PGI Beri Penghargaan untuk Legenda Golf Kasiyadi

Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) memberikan penghargaan untuk legenda golf Indonesia, Kasiyadi yang menjadi pegolf lokal pertama yang juara di Indonesia Open pada 1989.

oleh Defri Saefullah diperbarui 31 Agu 2019, 14:25 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2019, 14:25 WIB
Indonesia Open 2019
Di sela-sela turnamen golf Indonesia Open 2019, Ketua Umum PB PGI, Murdaya Po memberikan penghargaan untuk pegolf legendaris Indonesia, Kasiyadi (kanan) atas prestasinya (Liputan6.com/Defri Saefullah)

Liputan6.com, Jakarta Di sela-sela penyelenggaraan Bank BRI Indonesia Open 2019, Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) memberikan penghargaan untuk legenda golf Indonesia, Kasiyadi. Penghargaan berupa piagam dan pin emas itu diberikan langsung oleh Ketua Umum PB PGI, Murdaya Po  di Pondok Indah Golf Course, Sabtu (31/8/2019).

Penghargaan untuk Kasiyadi diberikan karena pegolf 56 tahun ini menjadi yang pertama menjadi juara Indonesia Open pada 1989 lalu. Sudah 30 tahun, pegolf lokal belum sekalipun menjadi juara Indonesia Open.

"Atlet kita harus dihargai. Pemerintah juga ingin menghargai atlet tapi mungkin sedang sibuk. Olahraga golf itu sulit, apalagi bisa jadi juara di Indonesia Open," kata Murdaya Po kepada wartawan.

Dia berharap kesuksesan Kasiyadi di masa lampau bisa memberi semangat untuk pegolf-pegolf muda Indonesia. Termasuk pegolf Indonesia yang sedang berjuang di Indonesia Open 2019.

"Pak Kasiyadi meskipun peralatannya sederhana saat itu dibandingkan sekarang, bisa jadi juara. Mudah-mudahan dia menjadi idola anak muda," ujarnya menambahkan.

 

Kerja Keras

Indonesia Open 2019
Kasiyadi, pegolf legendaris Indonesia (kanan) mendapatkan penghargaan dari PB PGI (Liputan6.com/Defri Saefullah)

Sementara itu, Kasiyadi memaparkan kesuksesannya di masa itu tak lain berkat kerja keras dalam berlatih. Pegolf asal Jawa Timur itu bahkan rela berlatih hingga pukul 1 malam.

Kasiyadi memulai golf sejak usia 14 tahun. Berawal dari seorang caddy, Kasiyadi mulai terjun menjadi pegolf profesional pada 1984. Saat itu, dia terlecut untuk mengejar bonus dari Bob Hasan (ketua PGI masa itu) kalau bisa masuk 10 besar.

"Saya ditarget Bob Hasan masuk 10 besar. Tahu-tahunya saat itu, saya berhasil mencatatkan skor yang bagus. Jelang menjadi juara, tangan saya sampai gemetar saat lakukan pukulan," ujar ayah dari pegolf Beny Kasiyadi ini, mengenang.

"Kunci bisa menjadi juara itu latihan terus. Saya bahkan rela tidur di bunker agar bisa jago. Latihan sampai jam 1 malam. Saya tekankan ke pegolf muda agar jaga management cost (pengaturan latihan).

"Pegolf muda sekarang latihan suka kurang. Kalau bisa habiskan satu hari untuk latihan. Saya dulu karena driving range tutup pukul 9 malam, saya sampai pakai lilin untuk berlatih di hole," katanya, menambahkan.

Kebiasaan Buruk

Indonesia Open 2019
Pegolf legendaris Indonesia, Kasiyadi (kanan) saat disematkan Pin Emas oleh Ketua Umum PGI, Murdaya Po (Liputan6.com/Defri Saefullah)

Kasiyadi juga punya tips agar menjadi pegolf tangguh. Pria yang kini lebih banyak aktif sebagai pengajar golf ini meminta pegolf muda biasakan mengarahkan bola ke kanan.

"Kalau pukul kiri itu buat swing saja. Tinggalkan kebiasaan itu. Kalau tidak, Anda tak akan bisa seperti saya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya