3 Hal yang Harus Dilakukan MU Untuk Membungkam Leicester

Manchester United (MU) menantang Leicester City dalam kondisi performa yang tak stabil. Red Devils krisis kemenangan.

oleh Ario Yosia diperbarui 11 Sep 2019, 07:15 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2019, 07:15 WIB
Daniel James
Para pemain Manchester United (MU) merayakan gol. (AFP/Oli Scarff)

Manchester - Manchester United (MU) mengawali musim di Premier League dengan hasil yang buruk. Setan Merah sempat meraih kemenangan saat menjamu Chelsea di Old Trafford dengan mencetak empat gol tanpa balas. Namun kemudian menjalani tiga laga terakhir dengan hasil yang kurang memuaskan.

The Red Devils ditahan imbang 1-1 Wolverhampton Wanderers di Molineux, dikalahkan Crystal Palace 1-2 di kandang sendiri, dan kembali meraih hasil imbang 2-2 kala dijamu Southampton di Stadion St Mary.

Dengan meraih lima poin dari empat pertandingan awal di Premier League, Ole Gunnar Solskjaer mendapatkan tekanan untuk memenangkan pertandingan pada laga selanjutnya.

Lawan MU selanjutnya tidak mudah, anak asuh Solskjaer harus menjamu juara Premier League musim 2015-16, Leicester City, di Teater Impian.

Klub yang bermarkas di Stadion King Power saat ini menepati posisi ketiga klasemen Premier League. Mari kita uraikan tiga hal yang harus dilakukan MU dalam meraih tiga poin saat menjamu Leicester City.

 

Pogba Harus Ditempatkan di Posisi Lebih Menyerang

Pemain Manchester United, Phil Jones, merayakan gol yang dicetak Paul Pogba ke gawang Fulham. (AFP/Ian Kington)
(AFP/Ian Kington)

Solskjaer selalu menepatkan Pogba sejajar dengan McTominay di posisi gelandang bertahan. Tetapi posisi tersebut dinilai tidak cocok dengan Pogba.

Pogba sejauh ini tidak terlihat meyakinkan saat ditepatkan di posisi gelandang bertahan. Posisi bertahan tidak memberinya kelulasaan saat ingin mengkreasikan serangan. Gelandang asal Prancis itu akan keteteran ketika dirinya ditekan di daerah yang lebih dalam. Saat itulah, Pogba lebih mudah kehilangan bola.

Dalam pertandingan melawan Crystal Palace, Pogba sering kehilangan penguasaan bola saat ingin mencoba mengalirkan permainan ke depan pada menit-menit terakhir saat Manchester United kebobolan. Begitu pun saat melawan Southampton, Pogba tidak bermain cukup baik sehingga sering kehilangan penguasaan bola di akhir babak pertama.

Namun, jika Pogba bermain lebih menyerang, dia akan terlihat lebih mematikan. Dengan kreativitas yang dimiliki Pogba, melambungkan bola ke sini lain, Pogba akan menjadi pemain yang berbahaya dalam pertandingan.

Pogba pandai mengalirkan bola, percaya diri mempengaruhi permainan lawan, dan merupakan penembak jarak jauh yang baik.

Nemanja Matic atau Fred dapat mengisi posisi gelandang bertahan yang ditinggalkan Pogba. Dengan ini, Pogba akan dimainkan di posisi nomor sepuluh. Dengan ini, Pogba akan dimanfaatkan sebaik mungkin agar menjadi ancaman yang mematikan bagi pertahanan lawan.

Mengurung James Maddison

Manchester United Vs Leicester City
(AP/Rui Vieira)

Jika posisi nomor sepuluh adalah tempat yang merepotkan bagi Setan Merah, lain halnya dengan The Foxes. Posisi nomor 10 merupakan tempat favorit bagi Leicester City.

James Maddison yang menepati posisi tersebut tampil impresif sepanjang awal musim ini. Gelandang Timnas Inggris ini menciptakan lebih banyak peluang daripada musim lalu saat menepati posisi nomor sepuluh.

Tercatat, rata-rata perpertandingan Maddison melakukan 3 kali dribel, 41 operan, 2,3 umpan, dan 2 kali tembakan. Maddison telah mencatatkan dua assist selama kiprahnya saat awal musim.

Maddison akan mencatatkan gol pertamanya musim ini apabila tendangannnya tidak mengenai mistar gawang saat bersua Chelsea. Maddison juga dapat mencatatkan assist saat dirinya mengirimkan umpan dan bola tidak menyentuh Mason Mount.

Hingga saat ini, Setan Merah belum bertemu dengan tim yang mengandalkan pemain nomor sepuluh. Solskjaer lebih baik memiliki persiapan untuk menghadapi tim yang mengandalkan pemain nomor sepuluh karena pertahanan The Red Devils memiliki banyak ruang.

Gelandang bertahan Manchester United perlu menjaga ketat Maddison. Tugas ini harus dilakukan oleh dua pemain gelandang bertahan sekaligus. Fred, McTominay, Matic, bahkan Pogba harus menanggung tugas ini selama pertandingan.

Bermain Cepat dan Efektif di Sepertiga Area Lawan

Manchester United v Chelsea - Marcus Rashford
(AFP/Oli Scarff)

Saat melawan Southampton, Manchester United memainkan permainan yang lamban. Dengan permainan yang lamban, pasukan Solskjaer harus puas meraih satu poin sebagai ganjarannya.

Mereka sering membuang waktu, lambat dalam membangun serangan, dan memperlambat tempot permainan. Hal ini menyebabkan kedua pemain di sisi sayap terlihat tidak berfungsi.

Dengan formasi 4-2-3-1, aliran bola lebih cepat dan dapat menguras tenaga. Formasi ini sangat tepat apabila dilaksanakan dengan baik saat melawan Southampton yang memiliki banyak ruang terbuka.

Sebaliknya, Manchester United lambat dalam membangun serangan, sehingga tim lawan mampu kembali membangun pertahanannya.

Saat menjamu Leicester City, Manchester United harus bermain dengan kekuatan mereka, membangun serangan dengan cepat daripada bertahan terlalu lama. Ole harus memanfaatkan Daniel James, Marcus Rashford dengan baik di sisi sayap Setan Merah.

The Red Devils memiliki peluang kemenangan yang sangat besar saat berhadapan dengan Southampton dan Crystal Palace.

Terdapat lima hingga enam peluang yang seharusnya dapat dikonfersikan menjadi gol. Jesse Lingard terlalu sering membuang peluang. The Red Devils lebih baik mengonversikan peluang dan meminimalisir kesalahan. (Tegar Juel)

Sumber: Sportkeeda

Disadur dari: Bola.com (Ario Yosia / Published 10-09-2019)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya