Melesat Bak Meteor, Chelsea Asuh Mason Mount Sejak Usia Dini

Bersama Chelsea, Mason Mount sudah mencatatkan dua gol dari empat pertandingan di Premier League musim ini.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 10 Sep 2019, 19:50 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2019, 19:50 WIB
Chelsea Ditahan Imbang Leicester City 1-1
Pemain Chelsea Mount Mason melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Leicester City dalam pertandingan Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, Minggu (18/8/2019). Pertandingan berakhir imbang 1-1. (AP Photo/Frank Augstein)

Liputan6.com, London - Mason Mount menjadi fenomena tersendiri di Premier League 2019/2020. Bersama Chelsea, dia sudah mencatatkan dua gol dari empat pertandingan di Premier League.

Sebagai seorang gelandang muda yang melesat bak meteor, Mount bergerak enerjik di lini tengah Chelsea. Dia tercatat telah melepaskan 14 sepakan ke gawang lawan, tujuh di antaranya on target.

Tak hanya itu, remaja berusia 20 tahun tersebut juga rata-rata melepaskan umpan sebanyak 34,25 per pertandingan. Mount memang mengenal gaya permainan Chelsea.

Sebab, dia dibesarkan di akademi Chelsea, klub yang berbasis di London, meski sang pemain lahir di Portsmouth. Ya, sejak 2005, Mount sudah menjadi bagian dari tim yang saat ini dilatih oleh Frank Lampard.

"Saya benar-benar mendapat perhatian saat berusia enam tahun. Chelsea datang dan menyaksikan turnamen yang saya menangi dan memperhatikannya. Saya baru bergabung saat berusia 8 tahun," katanya, dikutip dari situs resmi klub.

“Itulah momen terbaik dalam hidup saya pada saat itu, bergabung dengan Chelsea, bergabung dengan sebuah klub besar. Itu merupakan momen yang luar biasa bagi keluarga saya. Begitulah awal mulanya dan terus berjalan dari sana," ujar Mason Mount menambahkan.

 


Masih Kecil Berpikiran Dewasa

FOTO: Chelsea Raih Kemenangan Perdana bersama Frank Lampard
Gelandang Chelsea, Mason Mount, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Norwich pada laga Premier League di Stadion Carrow Road, Norwich Sabtu (24/8). Norwich kalah 2-3 dari Chelsea. (AFP/Daniel Leal-Olivas)

Di Akademi, Mount menarik perhatian dengan sentuhan, keawasan dan instingnya dalam mengumpan. Tak hanya itu, kecerdasannya dalam menggunakan badannya, yang memungkinkan Mount untuk berhadapan dengan pemain-pemain fisikal, meski dia sendiri bertubuh kurus.

Mantan pemain sayap Chelsea, Joe Cole, yang kini mnejadi pelatih Akademi Chelsea berkata: "Dia selalu jadi pemain terbaik secara teknik, tapi dia sempat mengalami masa ketika berusia 14 atau 15 di mana dia tidak cukup berkembang, dan mengalami kebuntuan dengan kelompok usianya."

"Dia tidak mendorong dirinya keras-keras, tetapi itu membantunya, karena tekniknya makin teratas, mampu menerima bola dengan lebih baik. Setelah itu, perkembangan badannya, sikapnya, dan tekniknya mulai terlihat," ujar Joe Cole menambahkan.

 


Sukses di Level muda

Usai menjuarai FA Youth Cup dan UEFA Youth League bersama the Blues di musim 2015/16, Mount jadi pemain kunci semusim kemudian ketika menjadi kapten untuk timnya dan kembali menjadi yang terbaik di FA Youth Cup.

Mantan pelatih Chelsea U-18, Jody Morris, pada 2017 mengatakan, Mount merupakan pemain muda penuh bakat. "Dia jelas merupakan salah satu pemain paling berbakat di gedung akademi Chelsea. Itu mengatakan sesuatu karena kami jelas punya banyak talenta. Kemampuannya dalam menerima bola luar biasa, dia bisa operan, dia bisa mencari posisi yang bagus di lapangan, dan mencetak gol."

Setelah menikmati kesuksesan bersama akademi Chelsea, Mount mulai merasakan sepak bola senior ketika dipinjamkan ke klub yang berlaga di Eredivisie Belanda, Vitesse Arnhem di musim 2017/18. Di sana, dia maju pesat, memenangi Player of the Year klub tersebut dan terpilih dalam Team of the Season Eredivisie.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya