Suporter Garis Keras Palak Juventus Minta Tiket Gratis

Belasan pemimpin kelompok ultras Juventus ditangkap dengan tuduhan konspirasi kriminal, pemerasan, pencucian uang dan kekerasan. Mereka kerap meminta tiket gratis.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 17 Sep 2019, 18:20 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 18:20 WIB
Juventus, Tottenham Hotspur, Liga Champions
Aksi suporter Juventus mengibarkan bendera saat mendukung timnya melawan Tottenham. (AFP/Migul Medina)

Liputan6.com, Turin - Presiden Juventus Andrea Agnelli mengklaim Juventus klubnya diperas ultras. Menurut Agnelli, mereka mengancam akan menyanyikan lagu rasis jika mereka tidak menerima tiket gratis.

Sebelumnya, sebanyak 12 pemimpin kelompok ultras Juventus telah ditangkap. Mereka diamankan dengan tuduhan konspirasi kriminal, pemerasan, pencucian uang dan kekerasan.

Seperti dilansir Football Italia, penangkapan itu diikuti oleh spanduk bertuliskan, "Sud Curva sudah mati," yang dibuat kelompok 'Drughi'.

Bianconeri telah bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan mereka. Namun, Agnelli mengakui bahwa klubnya telah ditekan oleh penggemar hardcore.

"Juventus telah dipaksa untuk mematuhi tuntutan para ultras, mereka bersikap negatif seperti nyanyian rasis dan perilaku lainnya yang mungkin mengakibatkan denda, larangan atau penutupan curva," kata Agnelli kepada jaksa penuntut di Turin.

Bisa Ditunda

FOTO: Cristiano Ronaldo Selamatkan Juventus dari Kekalahan atas Torino
Para pemain Juventus menyapa suporter usai menahan imbang Torino pada laga Serie A di Stadion Allianz, Turin, Jumat (3/5). Kedua klub bermain imbang 1-1. (AFP/Marco Bertorello)

'Drughi' digambarkan oleh wakil jaksa Patrizia Caputo sebagai 'organisasi militer', yang anggotanya memiliki 'gaya hidup kekerasan'.

Sementara itu, ANSA melaporkan pertandingan kandang Juve melawan Verona Sabtu ini bisa ditunda karena meningkatnya ketegangan di antara para pendukung.

Berbagai Ideologi

"Pertandingan hari Sabtu adalah salah satu yang sudah menarik perhatian kami," kata kepala polisi Turin Giuseppe De Matteis.

“Mereka adalah dua basis penggemar dengan berbagai ideologi. Sekarang risikonya meningkat karena reaksinya dapat diprediksi. ”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya