3 Pemain Muda Chelsea Ini Bisa Selamatkan Karier Frank Lampard

Chelsea di bawah asuhan Frank Lampard masih belum stabil di Premier League.

oleh Ario Yosia diperbarui 26 Sep 2019, 11:13 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 11:13 WIB
FOTO: Chelsea Raih Kemenangan Perdana bersama Frank Lampard
Para pemain Chelsea merayakan gol yang dicetak Tammy Abraham ke gawang Norwich pada laga Premier League di Stadion Carrow Road, Norwich Sabtu (24/8). Norwich kalah 2-3 dari Chelsea. (AFP/Daniel Leal-Olivas)

London - Saat Chelsea tidak juga meraih kemenangan di tiga pertandingan kandang, nama Frank Lampard tetap dielu-elukan di Stamford Bridge. Ini tidak pernah terjadi di era pelatih sebelumnya, Maurizio Sarri.

Sang pencetak gol terbanyak sepanjang masa The Blues tersebut tak merasakan tekanan seberat pelatih-pelatih Chelsea sebelumnya. Tapi masa bulan madu akan segera berakhir.

Lampard harus secepatnya memperbaiki kondisi Chelsea. Klub hanya meraih dua kemenangan dari enam laga yang telah dijalani. Pertahanan Chelsea kebobolan 13 gol, mereka tak pernah sukses clean sheet.

Dalam situasi klub terkena hukuman embargo transfer, Lampard tidak ragu-ragu untuk memberikan peran kunci kepada anak-anak muda berbakat. Penampilan mereka terasa menyegarkan, sekalipun performa Chelsea belum terlihat mapan.

Apa yang dilakukan Frank Lampard merubah perwajahan klub, dari yang selama ini dikenal doyan membeli pemain bintang dengan banderol mahal, menjadi klub yang peduli terhadap pembinaan usia muda.

Situs Sportskeeda menganalisis tiga pemain muda Chelsea yang bisa menyemalatkan kursi panas Frank Lampard di Chelsea. Siapa saja mereka?

Tammy Abraham

Tammy Abraham
Tammy Abraham (AFP/Ian Kington)

Tammy Abraham memiliki kesempatan untuk menyamai rekor Premier League Luis Suarez dengan mencetak dua atau lebih gol dalam empat pertandingan berturut-turut ketika Chelsea menghadapi Liverpool di Stamford Bridge.

Sayang ia gagal, The Blues pun kalah 1-2. Tetapi secara keseluruhan penampilannya tidak memengaruhi reputasinya sebagai salah satu striker muda paling ganas di pentas Liga Inggris.

Pemain berusia 21 tahun itu mencetak tujuh gol dalam tiga pertandingan untuk Chelsea. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi pemain yang tak pernah merasakan ketatnya persaingan elite.

Statistik Opta menunjukkan Abraham rata-rata mencetak gol setiap 58,2 menit, yang menempatkannya sejajar bareng Sergio Aguero (satu gol setiap 55,8 menit). Keduanya kini jadi penyerang paling top di Premier League. Tingkat konversi tembakan yang membuahkan gol mencapai 38,8 persen, unggul dibandingAguero (32 persen).

Mantan pemain Swansea itu telah menciptakan enam peluang bagi rekan satu tim. Lebih banyak dari penyerang Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang (4) atau Alexandre Lacazette (2).

Akurasi umpannya (71,95 persen) tidak termasuk di antara yang tertinggi di liga, akan tetapi Abraham memiliki tingkat kesuksesan duel yang lebih baik (35,38 persen) dari Liverpool Mohamed Salah (30,91).

Mason Mount

Chelsea Ditahan Imbang Leicester City 1-1
Pemain Chelsea Mount Mason melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Leicester City dalam pertandingan Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, Minggu (18/8/2019). Pertandingan berakhir imbang 1-1. (AP Photo/Frank Augstein)

Lampard tahu dia bisa mengandalkan Mason Mount untuk menambah daya ledak lini ofensif Chelsea. Pemain berusia 20 tahun itu telah membuktikan kualitasnya saat mendapat kepercayaan dari sang mentor di Derby County musim lalu.

Setelah menjalani debut yang mengecewakan saat Chelsea digebuk Manchester United 0-4, Mount perlahan bangkit unjuk kapasitas sebagai gelandang serang bermutu. Ia mencetak satu-satunya gol Chelsea dalam hasil imbang 1-1 dengan Leicester City.

Sang gelandang serang kembali unjuk produktivitas saat Chelsea meraih kemenangan atas Norwich dan Wolves, membuatnya sejajar dengan Marcus Rashford dan Roberto Firmino dengan koleksi tiga gol di liga musim ini.

Mount tak sekadar cakap dalam urusan mencetak gol, kemampuannya untuk berlari dengan bola dan menciptakan peluang bagi rekan-rekan setimnya telah menempatkannya di antara para pemain Premier League yang paling berbahaya musim ini.

Tingkat keberhasilan menggiring bola 64,71 persen menempatkan Mount di depan Rashford, Raheem Sterling, dan Daniel James. Ia sejajar dengan Mohamed Salah dan Sadio Mane dengan rataan 12 peluang yang diciptakan.

Christian Pulisic

Christian Pulisic
Christian Pulisic (AFP/Daniel Leal-Olivas)

Christian Pulisic bermain sebagai pemain utama di tiga dari enam pertandingan Premier League Chelsea musim ini, tetapi itu sudah cukup baginya untuk menunjukkan kehebatannya sebagai pemain kreatif yang memberi warna pada lini serang The Blues.

Pemain yang baru berusia 21 tahun yang musim lalu membela Borussia Dortmund telah menciptakan empat peluang dari permainan terbuka, satu lebih banyak daripada kedatangan pemain baru Manchester United, Daniel James, dan Aubameyang di Arsenal.

Pulisic belum mencetak gol liga buat Chelsea. Pesepak bola asal Amerika Serikat itu tercatat melayangkan empat tembakan tanpa sasaran, tapi melihat perkembangan permainannya urusan jebol menjebol gawang lawan tinggal menunggu waktu saja.

Pulisic, yang memiliki pengalaman tiga tahun di membela Timnas Amerika Serikat, punya akurasi umpan 85,05 persen lebih baik daripada gelandang serang Manchester City, Kevin De Bruyne (83,69) dan playmaker Tottenham, Christian Eriksen (83,57).

Sumber: Sportskeeda

Disadur dari Bola.com (Aryo Yosia,Published 26-09-2019)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya