Pelari Muda Inggris Tewas Ditikam karena Alasan Sepele

Tashan Daniel merupakan pelari muda berbakat yang ingin memperkuat Timnas Inggris Raya.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 27 Sep 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2019, 15:30 WIB
20160303-Ilustrasi lari-iStockphoto
Ilustrasi lari (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Inggris kehilangan pelari berbakatnya. Pelari muda, Tashan Daniel, tewas ditusuk pisau saat berada di stasiun kereta bawah tanah. Alasannya juga sepele. Pelaku tega menghabisi nyawa pemuda 20 tahun tersebut hanya karena merasa terganggu dengan tatapannya. 

Seperti dilansir Metro.co.uk, insiden bermula saat Daniel hendak menyaksikan pertandingan Arsenal bersama temannya, Selasa lalu. Tiket itu merupakan hadiah ulang tahunnya.  

Mereka tiba di stadion Hillingdon pada pukul 16.00 waktu setempat. Menurut rekannya, seseorang dari peron di seberang mereka tiba-tiba mengaku terusik dengan tatapan Daniel. 

Bersama rekannya, pelaku kemudian memprovokasi Daniel untuk berkelahi. Para penumpang lain tampak ketakutan melihat insiden ini. Dan tidak lama berselang, saksi mata melihat darah berceceran dan seseoang tengah melakukan bantuan CPR kepada Daniel. 

Petugas medis dibantu beberapa warga berusaha menyelamatkan nyawa Daniel, tapi tidak berhasil. Tashan Daniel akhirnya meninggal dunia di dalam salah satu gerbong kereta. 

Sebuah pisau ditemukan dekat tubuh korban. Sementara para pelaku lari ke arah Auriol Drive dan mengganti baju yang berlumuran darah dengan baju yang dicuri dari jemuran.  

 

 


Beralih Profesi

Intip Latihan Pelari Tercepat Usain Bolt Jelang Debut Jadi Pesepak Bola
Korban, Tashan Daniel sangat mengidolakan Usain Bolt (AFP Photo/Saeed Khan)

Semasa hidupnya, Tashan Daniel dikenal sebagai pelari jarak pendek. Tekadnya menjadi seorang atlet membuatnya rela meninggalkan pekerjaannya di salah satu studio foto.

Daniel yang mengidolakan Usain Bolt merupakan pelatih 200 meter. Dan menurut pelatihnya, Josh Swaray, Daniel merupakan sosok yang menyenangkan, penuh humor, dan rajin latihan. Cita-citanya suatu saat ingin memperkuat tim lari Inggris Raya.

"Setiap kali Tashan (Daniel) berlomba, dia selalu mengukir waktu lebih cepat. Sebagai atlet hanya itu yang kami harapkan, tapi tidak seperti ini," kata Swaray. 

"Dia berbakat, bertalenta. Dia sadar itu, saya juga, semua juga. Saya didatangi orang-orang yang menanyakan bagaimana saya membuat dia melakukan itu, sebab itu sangat bagus 

Menurut Swaray, Maret lalu Daniel sempat cedera tapi sudah kembali berlatih untuk persiapan ajang di musim dingin. Rencananya dia akan ke Florida mengikuti kejuaraan. 

 


Diberangkatkan Ratusan Penumpang

Mendiang Daniel telah dimakamkan. Tidak disangka, ratusan orang juga memadati stasiun  London Underground untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Daniel. 

Kemarin sore, para penumpang ramai-ramai melantunkan Amazing Grace. Sebagian bahkan tidak kuasa menahan air mata. Ayah korban, Chandima Daniel, juga hadir pada acara ini.  

"Ini tentang menyatukan komunitas dan menghentikan omong kosong ini," katanya. 

"Ini jumlah yang luar biasa, sungguh, saya tidak tahu harus berkata apa. Tidak bisa dipercaya. "Saya masih kaget tentang apa yang terjadi, emosi saya sperti rollercoaster."

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya