Jakarta - Silvano Estacio melakukan pengorbanan luar biasa agar sang putra bermain di Piala Dunia U-17. Dia rela berjalan kaki untuk memenuhi kebutuhan administrasi anaknya.
Estacio bangga karena sang putra, Silvano Denilson Estacio Mina, berada dalam daftar skuat Ekuador untuk mengikuti Piala Dunia U-17 di Brasil.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Namun, Silvano tidak memiliki izin terbang karena belum cukup umur. Tak ingin harapan sang anak sirna, Estacio memutuskan mengurus keperluan sang anak di Quito.
Advertisement
Dari kota asal Estacio menuju Quito berjarak 156 Km. Karena sedang terjadi kerusuhan sipil di Ekuador, beberapa bandara tutup dan bus juga tidak bisa beroperasi.
Sang Ayah terpaksa menembuh jalur darat. Awalnya ia menggunakan sepeda motor yang dipinjam dari temannya. Namun, motor tersebut mogok di Latacunga, 45 km dari kota asalnya, Ambato.
Total Silvano membutuhkan waktu 28 jam untuk mencapai Quito, 12 jam di antaranya melalui jalan kaki.
Perjuangan Estacio menuju ibu kota Ekuador dalam instagramstory yang diunggah ulang akun Twitter @charlyacastill0.
Historias que valen la pena ser contadas | Silvano Estacio caminó desde Ambato hasta Quito (Casa de la Selección) para firmar el permiso de salida del país de su hijo, Silvano Estacio Jr, quien disputará el mundial Sub 17 de Brasil con la Selección Ecuatoriana. pic.twitter.com/xVB5ZWEh47
— Charly Castillo (@charlyacastillo) October 8, 2019
Terbesit Pesan dari Silvano Estacio
Silvano Estacio pun menjelaskan maksud perjuangannya kepada Time24 News. "Saya tidak melihat opsi lain dan saya pergi dari sini pada Senin minggu lalu. Ada beberapa orang di jalan, mereka tidak membiarkan siapa pun lewat," kata Silvano
"Saya pergi jam lima pagi. Saya harus memanjat bukit, memotong jalan melewati gunung, dan saya tidak melihat bahaya. Tujuan saya adalah ke sana dan menandatangani kertas itu."
"Ayah saya akan melakukannya ribuan kali untuk saya. Dia adalah pemain sepak bola dan waktu saya bermain selalu menjadi sumber dukungan dan panutan."
"Saya ingin memberikan contoh yang sama kepada putraku. Terutama pada malam dia memenuhi mimpinya," imbuh dia.
Advertisement
Melihat Langsung Sang Putra Bermain di Piala Dunia U-17
Setelah semua dokumen ditandatangani, Silvano Junior memenuhi syarat terbang ke Brasil dan menghadapi Australia.
Sang ayah ikut terbang ke Brasil sebagai hadiah dari pejabat Ekuador atas pengorbanannya. Silvano Juniro bermain selama tujuh menit sebagai pemain pengganti.
Fans of 🇪🇨Ecuadorian high-flyers @IDV_EC had plenty to enjoy about their nation's opening win at the #U17WC.👦👦👦👦👦👦👦👦✨An octet of the team's outstanding youngsters helped guide @FEFecuador to victory over 🇦🇺@Socceroos, with their club's exploits key in inspiring them.
— #U17WC 🇧🇷⚽️ (@FIFAcom) October 27, 2019
Silvano Junior pun menjadi eksekutor penalti yang membuat Ekuador menang atas Australia dengan skor 2-1. Ia pun menangis saat peluit akhir dibunyikan.
"Tujuh menit ini adalah yang paling penting dari seluruh hidup saya," kata Silvano Junior setelah pertandingan dikutip Sportbible.
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Hanif Sri Yulianto/Editor: Yus Mei Sawitri, published 1/11/2019)