Liputan6.com, Jakarta Ucapan salah satu calon Ketua Umum PSSI, Vijaya Fitriyasa, pada Mochamad Iriawan ternyata berbuntut panjang. Setelah dituntut minta maaf, Vijaya dilaporkan ke polisi atas tudingan dugaan pencemaran nama baik Mochamad Iriawan atau Iwan Bule, Jumat (1/11/2019).
Vijaya bahkan dilaporkan langsung oleh dua orang yang mengaku simpatisan Iwan Bule, yang juga calon Ketua Umum PSSI periode 2019-2023. Keduanya dilaporkan dengan dua pasal berbeda, pencemaran nama baik dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Laporan pertama disampaikan Samuel Parasian dengan Nomor RBL/7043/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimsus tanggal 1 November 2019. Vijaya diduga melakukan pencemaran nama baik melalui media elektronik.
Advertisement
Vijaya disangkakan melanggar adalah 27 ayat 3 Jo Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008, dan atau Pasal 310 KUHP dan atau Pasal 311 KUHP.
Pencemaran Nama Baik
Laporan kedua diajukan Yudi Sufredi ke Polrestabes Bandung. Vijaya disangkakan melanggar Pasal UU ITE Nomor 19 tahun 2016. Melalui laporan polisi nomor, STPL 2515/9 /2019/JBR/Polrestabes/ 01/11/2019. Vijaya dinilai telah mencermarkan nama baik Iwan Bule.
"Ucapan Vijaya yang mengatakan ada kartel, hal itu dianggap sebagai memprovokasi," kata Yudi, kepada wartawan, ditempat terpisah.
Advertisement
Dituduh Bernegoisasi
Seperti diketahui, Vijaya sempat menuduh Iwan Bule bernegosiasi dengan mafia sepak bola. Tudingan itu disampaikan Vijaya melalui salah satu acara televisi swasta jelang Kongres PSSI di Jakarta, Sabtu 2 November 2019.
"Iwan Bule harusnya gunakan momen ini untuk berantas kartel sepakbola. Bukan bernegosiasi dengan mereka. Saya duga ada kecenderungan (negosiasi) itu,” katanya.
Sebelumnnya, tokoh Jawa Barat, Mugi Sudjana mendesak Vijaya meminta maaf kepada Iwan Bule. Sikap Vijay dinilai tidak sportif karena keduanya terdaftar sebaga Caketum PSSI periode 2019-2023.
"Jujur saja, kami tersinggung pernyataan Pak Vijaya yang tidak mendasar. Itu menjatuhkan salah satu calon. Itu sikap yang tidak fair, apalagi menuding Pak Iwan Bule yang tidak ada dasarnya," ujar Mugi Sudjana.