Termotivasi Kegagalan Kakak, Gadis asal Manado Buru Tiket Beasiswa Bulu Tangkis

Dhiva Violya Marante berambisi masuk PB Djarum saat mengikuti putaran final Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 20 Nov 2019, 23:37 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2019, 23:37 WIB
PB Djarum
Dhiva Violya Marante bersama ibu dan kakek saat mengikuti putaran final Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di GOR Jati, Kudus, Rabu (20/11/2019). (Liputan6.com/Harley Ikhsan)

Liputan6.com, Kudus - Kegagalan sang kakak menjadi motivasi Dhiva Violya Marante untuk mendapat beasiswa dari Audisi Umum Bulu Tangkis 2019. Dia berharap lolos seleksi dan masuk PB Djarum.

Dhiva merupakan salah satu dari 134 anak yang tampil di putaran final di GOR Jati, Kudus, pada 20-22 November. Tampil di nomor U11, bocah asal Manado itu mengantongi tiket putaran final audisi umum usai seleksi di Surabaya.

“Kakaknya mencoba, maka dia juga ingin menjajal. Dhiva mulai ikut bermain bulu tangkis setelah melihat kakaknya bertanding,” ungkap sang ibu, Meike Mugama, di hadapan media.

Kakak Dhiva, Dhira Flandyna Marante, mengikuti audisi umum pada 2017 dan 2018. Dia tidak terpilih tahun 2017 meski memenangkan seluruh pertandingan.

“Dhira sampai menangis di lapangan mendengar keputusan panitia kala itu,” cerita Meike.

 

Menabung Sendiri

26 Atlet Muda Lolos ke Final Audisi Beasiswa Bulu Tangkis 2019
26 Atlet Muda Lolos ke Final Audisi Beasiswa Bulu Tangkis 2019 (Defri/Liputan6.com)

Meike mengungkapkan pengorbanan orang tua untuk mendukung kedua putrinya masuk PB Djarum. Terlebih hanya sang ayah yang memiliki penghasilan tetap.

“Seperti kita tahu biaya selalu jadi masalah. Bapaknya karyawan swasta. Saya berjualan warung kecil,” ungkap Meike.

“Khusus Dhiva, saya sengaja menabung sendiri untuk mendukungnya. Dengan begitu tidak membebani ayahnya,” sambung Meike.

Bertanding dalam Kondisi Sakit

Dhiva berlatih keras menyambut audisi umum. Setelah mengasah kemampuan rutin sore hari pada Senin-Sabtu, dia mengajukan izin absen sekolah sebulan dan fokus berlatih.

Padahal prestasi Dhiva di sekolah sangat bagus. Dia sering menempati peringkat satu di kelas. Namun, akibat sering tidak masuk, gurunya mengurangi nilai. “Saya memilih bulu tangkis ketimbang sekolah,” kata gadis yang mengidolai Liliyana Natsir itu.

Dengan pengorbanan itu, Dhiva tidak membiarkan penyakit menghalanginya memburu tempat di PB Djarum. Dia menjalani hari pertama putaran final dalam kondisi sakit.

“Dhiva agak batuk karena alergi makan rambutan dan mangga,” pungkas gadis kelahiran 10 Oktober 2010 itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya